Teringat ketika aku dan Abay, rekan sekerja sekaligus sahabatku dan teman sekamar berbicara, teringat jelas dalam memoriku. Saat itu Abay bertengkar dengan yayanknya.. dan pelajaran berharga yang kudapat adalah sikap yayangnya Abay (yang sekarang alhamdulillah udah jadi suami sekaligus ayah dari putra mereka), adalah semarah apapun Fikri dia masih bisa mengucapkan kata matur nuwun (terima kasih)..
Usai Abay marahan dengan Fikri via sms kamipun bercerita banyak hal, salah satunya aku yang mengeluh padanya, dan mengatakan padanya tentang beberapa proses ta'aruf yang belum berhasil, salah satunya karena pihak pria yang belum bisa menerima keadaan keluargaku.. aku sedih dan terpukul saat itu, dan seringkali mempertanyakan kenapa Allah memberikan kondisi tsb padaku..
Kau tahu Dee, apa yang membuatku sangat terkejut dengan respon Abay..
"Mpok harusnya, kau bersyukur pada Allah diberikan ujian keluarga seperti itu, karena bila suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada pean, dan bisa menerima pean secara utuh.. itu cinta sejati karena cinta sejati bisa menerima kita secara utuh bukan sekedar melihat dari sisi kelebihan yang kita miliki.."
Aku tersenyum dan mengucapkan "suwun yo Bay."
-Surabaya Maret 2002-
Hampir sepuluh tahun berlalu kenangan akan dirinya, dia yang telah memberiku banyak arti untuk mencintai.
Di hadapan kue bola-bola coklat, dia mengemukakan keinginannya untuk menjadikan aku sebagai pendamping hidup, dan kami membuat sebuah komitmen bersama, dia mengajarkan padaku banyak hal untuk tak sekedar mengungkapkan cinta tapi juga memperjuangkannya, dan diapun memintaku agar belajar menjadi muslimah yang seutuhnya (cz waktu itu aku super tomboy) dan bersabar agar mau menunggunya sampai dia bener-bener siap dan memberikan aku sebuah kehormatan bernama pernikahan.. namun apa yang menurut kita terbaik belum tentu terbaik menurut Allah.. Takdir cinta dan hati bisa berubah .. sebuah kenyataan memutuskan jalan yang terbaik baik bagi kami berdua adalah menjalani hidup masing-masing.
Kadang jujur aku tidak sabar ingin tahu siapa jodohku, sampai kadang berfikir kenapa harus aku..
Kenapa temen-temenku udah nikah sedang aku belum???
Jengkel, sedih, marah itu hal yang biasa karena aku juga manusia biasa
Namun dalam keheningan hatiku berbisik:
•Allahi ngin menjagamu lebih lama sehingga belum bisa mengamanahkanmu pada sosok pemimpin hidupmu yang tepat dan Bukanlah Allah sebaik-baik penjaga dan sebaik-baik Cinta???? itulah yang sering kau bisikkan dee.
•Kau seringkali melihat wanita yang telah menikah, melihat mereka bahagia tapi apa kedua matamu tak melihat berbagai realita tentang pencarian jodoh, berapa banyak keluarga yang bermasalah dan tidak bisa menghadapinya, berapa banyak jumlah wanita yang mencari jodoh dan yang sudah memiliki, berapa banyak wanita yang bercerai, berapa banyak wanita yang harus kuat di tinggal suaminya meninggal.
•Melihat dari sudut terbaik dan terang... dengan atau belum bertemu dengan jodoh kau berhak meraih dan memperjuangkan serta menjaga kebahagiaan dari Allah, jika kau belum bertemu dengan jodohmu maka bersabarlah karena sabar itu pro aktiv membentuk takdir terbaik bagi hidup kita, dan bersyukurlah karena syukur adalah menikmati setiap amanah yang Allah berikan
•Cintailah seseorang karena Allah, InsyaAllah akan menjaga cinta tsb dalam bingkai keberkahan hidup, dan cintai itu tak akn pernah mati karena di jaga oleh Sang Maha Hidup.
•Jika kau belum dicintai orang yang kau harapkan, minimal cintailah dan semaikan cinta karena Allah... karena cinta itu ibarat pohon, jika kau menanam bibit yang terbaik, merawatnya dengan baik.. insya Allah yang tumbuh adalah pohon cinta yang penuh pesona.
With Love,
From Me
Amatullah Mufidah
0 ulasan :
Post a Comment
terima kasih karena berkunjung di halaman kami...