Amerika Serikat Tunduk Kepada Indonesia

Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.

Messi tertipu oleh Ronaldinho (sosok yg mirip pemain brazil)

"ungkap messi:" Apa yang kamu lakukan berjalan pada sini untuk melihat saya? "Ketika dia memegang tangan saya, saya berlutut saya [dan membungkuk]. Itu sangat emosional. "

Ketika Indonesia Menjadi Kapitalis ( Rezim Orde Baru )

“Ketika tepat 100 tahun gerakan Zionisme Internasional merayakan kelahirannya, dan salah seorang pengusaha Yahudi dunia bernama George Soros memborong mata uang dollar AS dari pasar uang dunia, maka meletuslah krisis keuangan yang berawal dari Thailand dan terus merembet ke Indonesia.”

visi misi Jokowi-JK dengan Prabowo-Hatta

Jokowi-JK:Prabowo-Hatta: Visi: Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-Royong.

gadis LOMBOK dan adat sasak

nyongkolan, gendang belek, tari rudat, tari jngger,gamelan, chilokak dan peresean. antara adat budaya sasak yg masih utuh di lombok.

Wednesday, June 18, 2014

Mari Kita Menyambut Ramadhan

Bismillah.
Setidaknya, menyambut bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan kita jelang dilakukan dengan:
  • Bersuka cita, bergembira dan senang. Karena Ramadhan adalah karunia Allah atas hamba-hamba-Nya.
  • Bertekad untuk mengisi bulan Ramadhan tahun ini den
    gan sebaik-baiknya. Karena bisa jadi bulan Ramdhan ini adalah yang terakhir bagi kita.
  • Bertawakal dan ber-isti’anah kepada Allah. Karena tidak sekejap mata pun kebaikan akan dapat kita lakukan tanpa taufiq dan pertolongan dari-Nya.
  • Bertobat kepada Allah atas segala dosa. Karena ibadah dan amal shaleh hanya mampu dikerjakan dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat, dan dosa membuat hati menjadi kotor, serta jiwa menjadi lemah.
  • Mulai membiasakan puasa dan ibadah yang lainnya dari sejak sekarang. Karena manusia sangat dipengaruhi kebiasaan.
  • Mempelajari kembali ilmu yang berkaitan dengan ibadah puasa. Dan ini setidaknya mencakup empat ilmu:
    1. Fadha`ilu Ash-Shiyaam (keutamaan puasa), agar kita memiliki motivasi yang kuat dalam menunaikan ibadah puasa.
    2. Hikamu Ash-Shiyaam (hikmah puasa), agar kita mengerti maksud Allah dalam mensyariatkan ibadah puasa.
    3. Ahkaamu Ash-Shiyaam (hukum-hukum puasa), agar kita faham sah atau tidaknya ibadah puasa kita.
    4. Aadaabu Ash-Shiyaam (etika puasa), agar pahala puasa kita tidak hilang atau berkurang, dan agar kita semakin dapat memaksimalkan raihan pahala di bulan Ramadhan.
Na`alullaahat taufiiq…

Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa Lc.
Artikel Muslim.Or.Id

Ramadhan bulan diturunkannya al-Qur'an (Marhaban Ya Ramadhan)

Umat Islam kini kembali menjalankan ibadah puasa Ramadan. Bulan yang oleh Allah subhanahu wata'ala dihimpun di dalamnya rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan), dan itqun minan naar (terselamatkan dari api neraka). Bulan Ramadan juga disebut dengan "shahrul Qur'an", bulan diturunkannya al-Qur'an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umat manusia dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengistemewakan bulan Ramadan di atas bulan-bulan lainnya dengan menurunkan Al-Qur'an di dalamnya. Kitab-kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu juga diturunkan pada bulan Ramadan. Kitab nabi Ibrahim (suhuf) diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, kitab Zabur diturunkan kepada nabi Dawud pada malam kedua belas bulan Ramadan, kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa pada malam keenam bulan Ramadan dan kitab Injil kepada nabi Isa diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadan. Kitab-kitab tersebut merupakan petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang benar dan penyelamat dari jalan yang sesat. Maka bulan Ramadan dalam sejarahnya merupakan bulan dimulainya gerakan membasmi kemusyrikan di muka bumi, menghancurkan kekufuran, menepis kedengkian, melawan kebatilan dan kemungkaran, hawa nafsu serta kesombongan.

Melalui puasa Ramadan, Allah SWT menguji hamba-Nya untuk mengendalikan nafsunya, serta memberikan kesempatan kepada kalbu untuk menembus wahana kesucian dan dan kejernihan rabbani. para hukama terdahulu meyakini bahwa dengan perut adalah pengendali nafsu manusia. Luqman Hakim pernah menasehati anaknya ”Wahai anakku, manakala perutmu kenyang, maka tidurlah fikiranmu, sirnalah kecerdikanmu dan anggota tubuhmu enggan beribadah”. Ali bin Abi Thalib r.a. juga berkata: ”Manakala perutmu penuh, maka kamu adalah orang yang lumpuh”. Sahabat Umar menambahkan: ”Barangsiapa banyak makannya, maka ia tidak akan merasakan kenikmatan dzikir kepada Allah”.

Puasa Ramadan dengan demkian merupakan pengendalian diri dari hegemoni nafsu syahwat dan pemisahan diri dari kebiasaan buruk dan maksiat, sehingga memudahkan bagi seorang hamba untuk menerima pancaran cahaya ilahiyah. Fakhruddin al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, bahwa cahaya ketuhanan tak pernah redup dan sirna, namun nafsu syahwat kemanusiaan sering menghalanginya untuk tetap menyinari sanubari manusia, puasa merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan penghalang tersebut. Oleh karena itu pintu-pintu mukashafah (keterbukaan) ruhani tidak ada yang mampu membukanya kecuali dengan puasa.

Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa puasa adalah seperempat iman, berdasar pada hadis Nabi: Ash shaumu nisfush shabri, dan hadis Nabi saw: Ash Shabru Nisful Iman. Puasa itu seperdua sabar, dan sabar itu seperdua iman. Dan puasa itu juga ibadah yang mempuyai posisi istimewa di mata Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsi: "Tiap-tiap kebajikan dibalas dengan sepuluh kalilipat, hingga 700 kali lipat, kecuali puasa, ia untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya".

Imam Ghozali juga menjelaskan bahwa puasa mempunyai tiga tingkatan. Pertama puasa kalangan umum, yaitu menjaga perut dan alat kelamin dari memenuhi shawatnya sesuai aturan yang ditentukan. Kedua adalah puasa kalangan khusus, yaitu selain puasa umum tadi dengan disertai menjaga pendengaran, penglihatan, mulut, tangan dan kaki serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan maksiat. Ketiga, yang paling tinggi, adalah puasa kalangan khususnya khusus, yaitu puasa dengan menjaga hati dan pemikiran dari noda-noda hati yang hina dan dari hembusan pemikiran duniawi yang sesat serta memfokuskan keduanya hanya kepada Allah. Inilah puncak kontemplasi hamba dengan Allah SWT.

Puasa Ramadan merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas dimensi keagamaannya. Pertama, dimensi teologis dan spiritualitas yang tercermin dalam komunikasi antara manusia dan Tuhannya, sehingga memungkinkan dalam dirinya semakin berkembang sifat-sifat ketuhanan yang sebenarnya sudah dimiliki, yakni sifat-sifat positif untuk berbuat kebajikan dan tertanam kepekaan hati nurani dalam bertingkah laku.

Kedua, dimensi sosial. Yaitu tumbuhnya kesadaran sosial dalam batin untuk peduli dengan aspek-aspek sosial kemanusiaan. Kualitas kesadaran batin dapat diukur dengan tingkat kepedulian terhadap realitas sosial tersebut, seperti ketaatan kepada pemimpin, hormat dan berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, membela orang yang tertindas hak dan martabatnya, keberanian melakukan kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ketiga, dimensi mental. Dengan berpuasa akan melahirkan mental tegar dan tahan banting, sehingga mampu untuk mengahadapi berbagai tantangan, cobaan, godaan, dan ujian dalam kehidupan ini. Senantiasa optimistis dalam berikhtiar dan berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan tetap mengacu pada nilai-nilai etika dan moral agama. Puasa juga akan melatih mentalitas kita untuk sportif dan jujur dalam menerima amanat dan mengemban tugas, menjauhi sikap pengecut dan khianat serta tidak mudah mengumbar emosi amarah dan permusuhan.

Keempat, dimensi etika. Dengan menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan benar dan berkualitas, maka akan tercermin dalam diri kita nilai-nilai etika dan moral agama yang positif untuk diaktualisasikan dalam pola kehidupan sehari-hari, seperti: kemampuan menghadirkan alternatif-alternatif terbaik, dalam pola berpikir, bersikap, dan bertingkah laku; kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap keinginan-keinginan negatif, maupun emosional destruktif; kemampuan mengarahkan diri sendiri kepada kebenaran, sifat obyektif dan konstruktif; kemampuan untuk menahan diri dari jebakan materialistik dan hedonistik serta kemampuan moralitas dalam melakukan tugas dan kewajiban melalui pertimbangan rasionalitas dan hati nurani.

Marilah kita masuki bulan Ramadan ini dengan kesiapan diri yang prima, dengan perasaan yang tulus ikhlas untuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadan. Marilah kita mantapkan hati dan jiwa kita dalam memperoleh kemuliaan puasa Ramadan, sehingga mengantarkan kita pada satu format kehidupan yang lebih baik. Bulan Ramadan kita jadikan momentum pembersihan diri dari dosa dan angkara murka dan penyadaran hati nurani kemanusiaan kita. Puasa jangan hanya kita laksanakan dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun yang paling substansial adalah menjadikannya upaya pengekangan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang merugikan manusia dan kemanusiaan itu sendiri.

Wallahu a'lam

Ustadz Muhammad Niam, LLM

Dewan Asatidz PV

Monday, June 16, 2014

Jokowi dan Sukarno memiliki shio ( Kesamaan )

Ahli fengsui dan grafologi Indonesia, Ferry Wong, yakin Joko Widodo merupakan sosok reinkarnasi Sukarno. Sebab, mantan Wali Kota Solo ini dinilai mampu membawa perubahan bagi Indonesia. Hal yang sama dilakukan Sukarno ketika memerdekakan Indonesia.

Ferry menjelaskan, Jokowi dan Sukarno memiliki shio dan unsur yang sama, yaitu kerbau logam. "Ini sangat jarang terjadi, kesamaan shio dan unsur hanya terjadi setiap 60 tahun sekali," katanya kepada Tempo beberapa waktu lalu.

Secara astrologi, Jokowi dan Sukarno juga memiliki kesamaan, yakni lahir dengan bintang Gemini berunsur udara. Kesamaan ini memungkinkan Jokowi memiliki ambisi yang sama dengan Sukarno. (Baca juga: Heboh Sosok Presiden Terawangan Anak Indigo)

"Jokowi akan memberikan perubahan, dimulai dengan melakukan pembenahan sistem pelayanan masyarakat," ujar Ferry.

Ferry juga menilai keputusan Megawati memberikan mandat kepada Jokowi sebagai calon presiden dalam pemilu 2014 merupakan tindakan yang tepat. "Jokowi akan prorakyat dalam memimpin," ucapnya.

Meski memiliki astrologi yang sama dengan Sukarno, Jokowi tidak sepenuhnya sama dengan Sukarno. "Walaupun unsurnya sama, waktu kelahiran juga berpengaruh, jadi tidaklah seratus persen sama," tutur Ferry.

RINA ATMASARI

Sunday, June 15, 2014

misi ekonomi jokowi-jk luar biasa untuk debat capres 16-06-2014

target pertumbuhan ekonomi ala JKW-JK.

Calon Presiden Joko Widodo optimistis jika pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7 persen, asal pembangunan ekonomi bisa memperhatikan tiga hal, yakni iklim invetasi, regulasi, dan peningkatan ekspor berbasis industri.

“Ke depan saya meyakini bahwa ekonomi kita bisa tumbuh di atas 7 persen, dengan catatan iklim investasi beserta regulasinya itu betul-betul terbuka dan memberikan kesempatan untuk investor lokal bergerak menciptakan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya, Minggu (15/6/2014).

Jokowi mengatakan, segala bentu perizinan saat ini masih terlalu lama. Dia ingin agar perizinan khususnya untuk usaha dipangkas menjadi lebih sederhana. Dengan demikian, sistem yang ringkas itu diyakininya dapat menarik bagi para investor.

“Investor diberikan kesempatan membuka lapangan pekerjaan dan investasi di daerah-daerah. Saya yakin 7 persen bukan sesuatu yang sulit,” ujarnya.

Selain iklim investasi yang didukung ringaksnya regulasi, Jokowi juga mendorong pengembangan ekspor berbasis industri. Adapun industri yang akan didorong ke depan, tidak hanya industri besar, namun, juga industri kecil bahkan yang berbasis atau skala daerah. 


“Ketiga, arah industri yang ke ekspor harus dibuka seluas-luasnya, harus diberikan insentif sebesar-besarnya. Industri kecil di desa bisa berkompetisi di dunia, asal diberikan ruang untuk memasarkan barang, 

pertambangan:
 
 Calon Presiden No.2 Joko Widodo mengatakan, jika memungkinkan dalam klausul kontrak karya adanya renegosiasi, maka kontrak yang akan berakhir harus dikalkulasi dari sekarang.

“Agar jangan sampai, dalam royalti, pembagian keuntungan, pajak minerba itu, negara dirugikan. Kekayaan alam harus sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, arahnya ke sana,” ujar Jokowi dalam menanggapi pertanyaan Prabowo Subianto, dalam debat capres-cawapres, di Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Bahkan, lanjutnya, bukan tidak mungkin jika kontrak yang akan berakhir tersebut diambil alih Indonesia jika menguntungkan.

“Oleh sebab itu, kontrak yang akan berakhir harus tetap harus dihitung dari sekarang , dikalkulasi, diambil atau dikerjasamakan, dibeli BUMN, ini fakta yang harus kita hadapai. Saya kira kita siap mengelola tambang-tambang itu,” ujarnya.

Namun demikian, Indonesia juga harus menghormati kontrak yang sudah ditandatangani. Indonesia tidak bisa serta-merta mengambil alih kontrak tersebut.

“Penghormatan kontrak yang disepakati itu merupakan pembangunan kepercayaan bagi pembangunan investasi di negara ini. Tapi kalau sudah habis kita akan kalkulasi kembali, apa akan kita ambil. Kalau memang menguntungkan kita ambil ya akan kita ambil tentu saja. Apa yang ambil BUMN silakan, kerjasama silakan,” lanjutnya.

Kalkulasi tersebut, menurutnya, lantaran tidak bisa semua kontrak dengan asing itu digeneralisasi.


 Sektor Perbankan dan Aviasi Tidak Diobral ke Asing.

 Calon Presiden No.2 Joko Widodo mengatakan, meski Indonesa tidak tertutup dengan masuknya investor asing, namun dalam rangka melindungi pasar domestik, pemerintah ke depan perlu membuat regulasi yang condong pada kepentingan nasional.

“Pasar domestik jangan sekali-kali bisa dimasuki pasar luar. Caranya bagaimana? Hal yang berkaitan dengan perizinan, misalnya saya kira daerah bisa memberikan kecepatan jika itu investor lokal. Kalau (investor) dari luar, ya enggak apa-apa lah sedikit-sedikit dipersulit,” katanya Minggu (16/5/2014).

“Semua negara juga melakukan barrier (hambatan) itu,” katanya lagi. Dia mencontohkan, dalam dunia perbankan, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mendirikan cabang di negara lain. Demikian juga dengan wilayah udara Indonesia, yang tidak harus dibuka total untuk asing.

“Contoh perbankan, saya kira BI mempunyai regulasi yang memberikan hambatan agar mereka (asing) tidak gampang masuk ke tempat kita karena kalau kita lihat, perbankan kita mau mendirikan cabang bank itu saja sangat sulit,” jelasnya.

“Udara tidak bsia dibuka total, karena yang akan menguasai justru sana (asing). Investasi di manapun ada barrier lewat regulasi bisnis, pemerintah, dihambat di bea masuk, dan lain-lain,” katanya lagi.

Namun, lanjutnya, strategi jangka panjang untuk memenangkan pasar di kawasan ASEAN adalah pentingnya pembangunan manusia. Jokowi yakin dengan pembangunan manusia maka daya saing akan terbangun. “Produktivitas kita, itu yang akan menentukan kita menang atau tidak,


bidang ekonomi kreatif:

Calon Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk memberi dukungan penuh pada sektor ekonomi yang selama ini dianggap sebelah mata, yakni ekonomi kreatif.

Menurutnya, bidang ekonomi kreatif yang kebanyakan diisi oleh anak muda ini punya potensi penting bahkan tak hanya di level lokal tapi juga internasional. "Anak muda kita luar biasa, coba perhatikan buat animasi, games jago dan ini hal yaag gak pernah kita lirik," nilai Jokowi dalam debat capres dengan tema 'Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial' di Hotel Grand Melia, Jakarta, Minggu (16/6/2014).

Jokowi menilai selama ini, anak-anak muda kreatif tak didukung secara penuh oleh negara dan pemerintah "Produk-produk ekonomi kreatif belum diberikan dukungan penuh. Kalau diberikan dukungan penuh akan bisa dikembangkan. Kalau negara hadir berikan dukungan, berikan ruang itu akan bisa bersaing," beber Jokowi

Gubernur Jakarta non-aktif ini mencontohkan salah satu bidang ekonomi kreatif yakni seni pertunjukan. "Misalkan seni pertunjukan kita punya seni pertunjukan dari Aceh sampai Papua. Kalau itu dikerjakan dengan manajemen panggung, lighting, dan promosi yang baik bisa jadi kekayaan pariwisata," tambah mantan Walikota Solo ini.

Bukan hanya seni pertunjukan, Jokowi juga memberi contoh di bidang animasi yang menurutnya bisa diekspor sampai ke luar negeri. "Ini demi anak-anak kita semua banyak bekerja di bidang kreatif," ungkapnya.

Mencermati jawaban Jokowi, Prabowo sebagai lawannya justru setuju. Ia tiba-tiba memeluk Jokowi karena kesetujuannya dengan pendapat Jokowi. Jokowi sendiri menutup dengan menegaskan komitmennya pada pengembangan ekonomi kreatif bila berhasil menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.


pemerataan ekonomi: (Tol Laut)

Calon presiden Joko Widodo menilai pembangunan tol laut merupakan hal yang paling penting untuk direalisasikan dalam menunjang pembangunan ekonomi yang merata.

"Ini penting sekali, sehingga yang namanya kapal dari barat ke timur, dari Sabang sampai Marauke itu selalu bolak-balik tiap saat," cetusnya dalam debat capres dengan tema 'Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Menurutnya, pembangunan tol bawah laut ini dihubungkan dengan buruknya sistem distribusi sejumlah barang kebutuhan yang menyebabkan harga tidak merata. Jokowi menjelaskan, jika nantinya tol bawah laut ini dapat terealisasi maka akan menghemat biaya distribusi.

"Contohnya semen, yang kita lihat harga semen di Jawa itu berkisar antara Rp50 ribu-Rp60 ribu, tapi di Papua harganya bisa mencapai Rp1 juta. Maka dari itu mengapa sea port itu mesti dibangun di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, agar memberi rasa keadilan karena nantinya harga semen akan sama, tidak seperti sekarang yang mahal sekali. Kita negara maritim, tapi laut gak dipikirkan," terangnya.

Selain itu, Jokowi juga mengatakan pembangunan double track kereta api sebagai proyek infrastruktur penting dan merupakan angkutan yang murah. "Kereta api penting karena angkutan yang sangat murah selain kapal,” kata dia.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, uang yang ada dalam APBN nantinya akan dikonsentrasikan kepada pembangunan dan pengelolaan infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak.


Friday, June 13, 2014

Pertemuan Kelompok Elite Super Rahasia Nomer Wahid Sejagad

Polisi Denmark Akui Bahwa Hotel Marriott Sebagai Tempat Pertemuan Grup Paling Elite dan Paling Rahasia Sejagat “The Bilderberg” di Tahun 2014


Polisi Denmark telah mengkonfirmasi bahwa Hotel Marriott di Kopenhagen Denmark akan menjadi tempat pertemuan kelompok elite super rahasia nomer satu di dunia “The Bilderberg” pada tahun 2014,  kelompok calo kekuasaan pengendali dunia global sejagat.
Meskipun telah ada beberapa keraguan apakah hotel bintang 5 itu akan menjadi tempat untuk konfrensi rahasia di tahun 2014? Keraguan itu karena konfrensi biasanya dilaksanakan dan berada di hotel yang jauh dari keramaian, kini berlokasi di kota dan dekat dengan jalan yang sibuk. Pihak berwenang kini menegaskan bahwa Bilderberg akan bertemu di sana dari pada 30 Mei-1 Juni 2014.


Polisi juga telah membuat banyak parkir yang luas dan terletak di seberang hotel yang tersedia untuk pengunjuk rasa, meskipun markas besar kepolisian dilaporkan juga berlokasi dekat situs ini, yang memungkinkan pihak berwenang untuk terus mencermati dan memantau para demonstran.
Wilayah di mana demonstran akan berkumpul tidak lebih dari 20 meter dari Marriott Hotel, yang berarti pengunjuk rasa dan media akan bisa mendapatkan lokasi yang jauh lebih dekat untuk meliput kedatangan para anggota Bilderberg dibandingkan tahun 2013 lalu, ketika mereka harus berjalan ke lapangan sejauh setengah mil dari Grove Hotel di Watford, Inggris.
Wartawan Infowars juga akan berada di Kopenhagen untuk meliput acara dengan live streaming video dan update reguler.
Organisasi elit, yang bertemu setiap tahunnya baik Eropa, Amerika Serikat atau Kanada ini terdiri dari beberapa anggota “kelas berat” yang paling kuat dari dunia industri, perbankan, politik, royalti, akademisi dan teknologi.


Kelompok mereka adalah orang-orang kaya dunia yang berkiblat ke dunia barat. Milai dari bangsawan atau aristocrat kaya raya, hingga pengusaha yang memiliki multi perusahaan di dunia.
Orang kaya-raya dibawah mereka sudah tak masuk dalam kelompok elite nomer wahid ini. Orang-orang dibawahnya adalah orang-orang dengan kekayaan kira-kira dibawah urutan seratus dunia.
Mereka juga mengontrol pengusaha-pengusaha dunia dan menjadikan pengusaha-pengusaha yang tunduk pada mereka menjadi kepala negara, presiden atau perdana menteri.
Mereka tak mau merestui jika yang diangkat menjadi kepala negara adalah yang tak berkiblat ke Barat. Mereka akan menggunakan segala cara untuk menjegalnya melalui intelijen yang pro-terhadap mereka, yaitu CIA, FBI, Mossad, M16 dan intelijen pro-barat lainnya. Intelijen adalah alat mereka, namun sebagai kedok sebagai alat negara.

Pada masa lalu saat presiden Susilo Bambang Yudhoyono naik sebagai presiden, para elite dunia sempat tak menyetujuinya, dan mengerahkan teroris di Indonesia.

Maka terjadilah pengeboman di Bali dan juga pengeboman terhadap hotel mereka sendiri di Jakarta, Hotel Marriott. Kepala pemerintahan akan digoyang habis-habisan, dan terkesan oleh rakyatnya agar presiden selalu salah dan tak memuaskan rakyatnya.

Akhirnya setelah SBY melunak, tekanan dari mereka berkurang secara signifikan.  Hal itu disampaikan oleh Wayne Madsen seorang jurnalis investigasi (Investigative journalist) saat wawancara melalui televisi nasional Russia, RT.  


Tahun 2013 lalu, orang-orang seperti Jeff Bezos, Timothy Geithner, Christine Lagarde, Henry Kissinger, juga Ratu Beatrix dari Belanda dan Perdana Menteri Inggris David Cameron semuanya hadir.


Sementara itu media mainstream biasanya gagal untuk menuntut liputan pers terhadap Bilderberg ini – karakteristik kelompok mainstream media yang hanya sebagai “toko yang berbicara” seperti CNN, CNBC, ABC, BBC, Aljazeera dan FOXnews – adalah contoh mainstream media yang tak terhitung dari organisasi yang mereka memiliki dampak langsung terhadap kebijakan global.

Sedangkan media yang bersebrangan dan telah didokumentasikan dalam beberapa tahun terakhir ini, mengarah ke tuduhan bahwa kelompok ini pada dasarnya tidak demokratis di alam masa kini.

Hal ini telah menyebabkan demonstrasi anti-Bilderberg yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tahun lalu di Watford, Inggris ketika ribuan orang menghadiri acara yang digelar di lapangan Grove Hotel, di mana Bilderberg melaksanakan pertemuan.

Pada tahun 2010 lalu, mantan Sekretaris Jenderal NATO dan anggota Bilderberg Willy Claes, mengakui bahwa peserta Bilderberg diberi mandat untuk melaksanakan keputusan kebijakan yang telah dirumuskan dalam pertemuan itu.

Ada banyak sekali contoh lain bagaimana Bilderberg telah mempengaruhi peristiwa-peristiwa global besar dari masa lalu hingga waktu ke depan, memilih Presiden dan Perdana Menteri dunia secara teratur (termasuk Indonesia – adm) dengan menghancurkan dan melakukan penghinaan bagi proses demokrasi di dunia.
 Tiga calon presiden Indonesia periode 2014-2019. Foto atas: Pengusaha papan atas Indonesia, Prabowo (kiri) dari Gerindra dan Bakrie (kanan) dari Golkar yang keduanya adalah anak didik dari diktator pada masa “New Order” Suharto. Foto bawah: Calon presiden Joko Widodo dari PDI-P, pengusaha furnitur yang sederhana, mulai dikenal setelah menjadi walikota Solo dan berhasil menyabet gelar sebagai walikota terbaik nomer tiga sejagat, kini menjadi Gubernur Jakarta dan juga maju sebagai calon Presiden Indonesia atas desakan rakyat dari Aceh hingga Papua.

Mereka akan memenangkan pemimpin yang pro-Barat, dan berusaha menekan negara-negara dunia ketiga bahkan negara kaya alamnya agar tak menjadi negara hebat layaknya negara-negara mereka
Mereka melakukannya agar negara yang telah diagendakan agar selalu tergantung dengan mereka itu, selalu terpuruk dan tergantung dengan mereka.
Hal itu mereka lakukan supaya negara-negara itu mudah untuk mereka dikendalikan.

Dalam beberapa tahun belakangan, telah terjadi “penumbangan pemimpin-pemimpin pemerintahan di dunia”, khususnya di Timur Tengah yang dikenal dengan istilah “Arab Springs”.

Para pengamat dan peneliti geo-politik dan pakar konspirasi berpendapat sama, semua itu adalah skenario dari Bilderberg yang telah direncanakan sebelumnya, dengan bantuan antek, cell (sel) dan kelompok terorrist berkedok agama yang mereka pelihara sebagai aset mereka.

Tahun 2013 lalu, pengacara Italia Alfonso Luigi Marra meminta agar Jaksa Penuntut Umum dari Roma menyelidiki organisasi klandestin untuk kegiatan kriminal.

Ia mempertanyakan apakah pada pertemuan Bilderberg tahun 2011 di Swiss telah menyebabkan pemilihan Mario Monti sebagai Perdana Menteri Italia. Pada tahun 2009, ketua Bilderberg Étienne Davignon bahkan membual tentang bagaimana mata uang tunggal Eropa, Euro, adalah gagasan dari Bilderberg Group.

Mata Uang Euro Dibuat Oleh Kelompok Bilderberger
Mata uang Euro digagas dan dibuat oleh Maurice Strong, ia dulunya pernah menjadi Sekjen PBB periode 1972. Dan penggagas konferensi lingkungan hidup pada tahun 1992 di Rio de Janeiro.
Ia adalah serigala berbulu domba, yang mengatasnamakan lingkungan hidup agar mendapat keuntungan yang tak terkira dan kemudian dapat mengontrol dunia, dengan menggeser berfikir masyarakat dunia tentang Go Green, yang kini sebagai bisnis utamanya. 


Maurice Strong juga seorang Bilderberger, bilyuner dan pengusaha multi bilyuner minyak dunia. Dia juga menjual-belikan surat izin karbon polusi ke semua perusahaan sedunia jika ada yang ingin tetap membuat polusi.

Ia juga terlibat skandal di PBB tentang penjualan minyak dunia lalu disubsidikan ke bahan makanan untuk negara yang sedang kelaparan, skandal ini dikenal dengan nama oil-for-food scandal.

Lalu diapun berhenti dari PBB dan kemudian pindah dan menetap di Beijing, Cina sejak tahun 2005 lalu. Sebenarnya, Maurice Strong adalah manusia tanpa negara, karena dia dapat pindah kemana saja dia mau.
Namun dia memilih ke Cina, karena disana industri dan pabrik paling banyak dan telah maju. Di Cina ternyata dia juga berinvestasi ke banyak industri termasuk sebagai pemodal merk mobil Cina, Chery, yang mempunyai market tak hanya di Cina tapi juga di benua Amerika. Mobil ini dapat bersaing dengan mobil lainnya karena harganya yang murah.

Ternyata, seorang yang dikenal sebagai aktifis lingkungan justru mambuat perusahaan mobil yang pasti mencemari lingkungan dan berdampak mengeluarkan polusi udara dan polusi suara.
Jesse Vantura, seorang ahli konspirasi dikabari tentang hal tersebut. Ia tetap mencari siapa yang pernah dekat dengan Maurice Strong dan menetap di Amerika. Jesse pun dikenalkan dengan seorang bernama George Hunt, seorang environmental whistleblower.
Whistleblower adalah seseorang yang melaporkan perbuatan yang berindikasi tindak pidana atau perbuatan ilegal. Namun dalam kasus yang satu ini berhubungan dengan lingkungan. George Hunt menemui Maurice Strong pada tahun 1987.
 Pada Kongres PBB pada saat itu mengangkat masalah tentang lingkungan hidup. Dan Maurice Strong mempunyai andil disana dengan semua agenda dan konsepnya.
Jadi menurutnya, konspirasi global warming ini bukan masalah pencemaran lingkungan akibat karbondioksida atau lainnya, namun hanya karena uang. Lalu uang ini akan digunakan untuk dapat menguasai dunia.
Ini bukan masalah hanya menguasai negara ataupun sebuah wilayah, tapi ini masalah agar dapat menguasai dunia secara global, New World Order.
Ia juga mendekati para aristocrat dunia terutama di Eropa, yaitu para raja-raja dan ratu-ratu Eropa agar berinvestasi untuk mengambil keuntungan di bidang ligkungan hidup melalui bank-bank besar Eropa. Lalu, Maurice Strong mempunyai rencana untuk membuat bank-bank menjadi satu untuk mengurusi tentang masalah lingkungan hidup dan menglolanya (World Conservation Bank).
Dari satu bank besar tersebut, maka diusulkan untuk memiliki suatu mata uang sebagai patokannya. Namun mata uang itu harus independen dan bukan mata uang yang telah ada.
Akhirnya terciptalah mata uang Euro sebagai mata uang tandingan baru bagi semua mata uang di negara se-Eropa dan rakyat Eropa mulai meninggalkan mata uangnya yang asli.
Bersatunya mata uang tersebut sebagai salah satu agendanya yang berada dalam satu komando, New World Order bank. Ini belum merupakan monopoli, tapi ini adalah suatu bentuk “kerjasama”.
 Tapi dalam agenda jangka panjangnya, Maurice Strong berencana untuk mengganti mata uang tandingan Euro, terutama terhadap dollar Amerika.
Dan itu semua berkat lobbynya di PBB, tempat dimana dia dulunya dibesarkan. Kini skandal tentang global warming ini disebut juga dengan istilah “the Climategate.”
Padahal, jika masing-masing negara Eropa tetap menggunakan mata uangnya masing-masing, maka mereka akan lebih kuat saat menghadapi krisis dunia. Bukan seperti sekarang, ketika dunia dilanda krisis ekonomi, maka seluruh negara Eropa terseret masuk ke dalam krisis tersebut, karena memiliki mata uang yang sama.
Namun memang itulah yang mereka inginkan, dikala rakyat terkena krisis, namun para bangsawan dan pengusaha tingkat atas tak pernah merasakan krisis itu sendiri.
Kaitan The Bilderberg dan Depopulasi Dunia
Inti dari secret society atau kolompok rahasia ini sebenarnya sudah mengontrol dunia sejak lama sekali, ratusan tahun lalu, namun dengan keberadaan dunia yang canggih seperti internet, keberadaan mereka lebih mudah tercium.
Dr. Rima Laibow seorang dokter advokat (Natural Medicine Advocate), telah mengetahui dan bertemu dengan salah satu anggota ini tentang salah satu cara menjalani depopulasi ini, yaitu dengan VAKSINASI!
Selain itu, Dr. Rima juga menyatakan:

“Mereka tak ada hubungannya dengan suatu kelompok agama, tak ada hubungannya dengan suatu ras, tak ada hubungannya dengan suatu bangsa, tak ada hubungannya dengan suatu politik apapun atau hubungan lainnya, mereka menggunakan aturan mereka sendiri”, ujar Dr Rima tentang siapa mereka “para elit dunia” ini (lihat video dibawah halaman).

Jadi jika suatu masalah ada hubungan dengan itu semua, maka mereka para penganut satanic ini hanyalah MEMBONCENG! Agar dunia selalu ricuh dan berperang diantara kaum beragama atau believers!

 Mereka bahkan membuat kepercayaan-kepercayaan baru, juga membuat kelompok-kelompok baru yang berkedok agama, lalu menaruh diantara mereka (para believers).

Merekalah yang membuat yang tadinya satu menjadi pecah beberapa, merekalah yang membuat yang tadinya rukun menjadi berkelahi, dan mereka telah ada sejak ribuan tahun lamanya.

Kini, mereka adalah kelompok para “Elit Penguasa” yang memiliki pengaruh yang sangat besar dan sangat kuat serta kaya raya, dan yang pastinya: berhati jahat seperti iblis. Dan jumlah mereka sangat sedikit, hanya 120 orang saja.

Mereka adalah pengontrol keuangan dunia dan politik dunia, negara mana yang akan makmur, negara mana yang akan miskin, juga dikontrol oleh mereka.
Tak itu saja, mereka juga dapat mengontrol negara mana yang akan diperangi, suku mana yang akan dimusnahkan, suku mana yang akan dilindungi, negara mana yang akan ricuh, negara mana yang akan terpecah dan lain-lainnya, juga dikontrol oleh mereka.
Mereka jugalah yang memiliki kekuatan dunia, mereka menguasai industri farmasi dan obat-obatan dunia, mereka yang menguasai perusahaan-perusahaan raksasa dunia mulai dari perusahaan tambang, makanan, minuman hingga media masa di seluruh dunia.

Anggota mereka hanya sekitar 120 orang saja, namun begitu kuatnya mereka para pengendali dunia yang terdiri dari para “aristocrat” atau para elite raja, ratu, pengusaha papan atas dan sejenisnya yang sangat berpengaruh di dunia.
Seakan-akan merekalah yang membuat dunia ini berputar, dan mereka layaknya beranggapan seperti tuhan, takkan pernah mati. Namun hanya satu yang belum dapat mereka kontrol, yaitu: Populasi Dunia!
Cara-cara mereka untuk membuat dunia ini menjadi hanya 500 juta jiwa tidaklah mudah, namun agenda ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Dengan membonceng PBB, WHO, IMF, Bank Dunia dan lembaga dunia lainnya, banyak lembaga tersebut juga telah disusupi dan ikut berkolaborasi.
Tak itu saja, mereka juga menggabungkan beberapa kelompok pengusaha dan politikus yang sejalan, bertujuan dan berniat sama dengan mereka, oleh karenanya mereka semakin kuat dan semakin berpengaruh.

Bukti Nyata Ancaman Bilderberg Terhadap Peradaban Manusia

Beberapa pakar dan peneliti telah membeberkan bukti-bukti kongkrit tentang agenda mereka ini dan hal tersebut bukanlah isapan jempol namun suatu realita dan fakta nyata.

Adapun beberapa cara untuk mengurangi penduduk dunia adalah:
Melalui peperangan, membuat orang terinfeksi penyakit melalui vaksinasi, menyalurkan racun yang dimakan di dalam makanan kita sehari-hari, meracuni obat-obatan yang dikonsumsi orang sakit dan juga meracuni minuman melalui saluran air (lihat video dibawah).
Bahkan hingga virus-virus yang modifikasi buatan mereka, seperti virus flu babi, flu burung dan masih banyak lainnya.

Mereka juga sebarkan kebanyak negara di dunia baik itu melalui makanan dan minuman serta melalui hewan yang diimpor ataupun berupa chemtrails yang disemprot oleh pesawat di udara.
Proyek ini mereka namakan “Project Cloverleaf” 
Bukti tersebut ditambah lagi dengan makin banyaknya dibuat ratusan pemukiman di puluhan lokasi sebagai tempat konsentrasi penduduk yang nantinya akan diisolasi jika terinfeksi penyakit.
 Kamp Konsentrasi tersebut bernama “FEMA concentration camp” atau “FEMA Camp“, yang dibuat oleh FEMA yaitu badan penanggulangan bencana milik pemerintah Amerika.
Dan di setiap “FEMA camp” tersebut terdapat pula ribuan box panjang seperti layaknya peti mati, oleh karenanya dinamakan juga sebagai “FEMA Coffins“.
Salah satu bukti lagi keberadaan dan niatan mereka lainnya adalah: adanya “Monumental Instructions for the Post-Apocalypse” (Monumen Petunjuk untuk Hari Kiamat) dan dikenal juga sebagai “stonehenge” versi Amerika.
Monumen itu ada di sebuah bukit kecil di timur laut tandus Georgia telah berdiri monumen paling aneh dan misterius di dunia. (kordinat lokasi via satelit: 34.231984°N 82.894506°W)
Karena berlokasi di Georgia, maka dikenal juga dengan sebutan lain, sebagai ‘Georgia Guidestones’, enam struktur batu ini tingginya16 feet, dengan berat 20 ton ditiap batunya.

Memiliki empat pilar batu granit persegi panjang keatas, yang masing-masing pilar dipahat mengenai instruksi dan petunjuk dari kedelapan “bahasa kebudayaan terbesar” diantaranya bahasa hieroglif dari:
Arabic, Cina, Russia, Inggris, Spanyol, Hindi, Hebrew dan Swahili – dengan instruksi agar manusia yang selamat dari bencana besar dapat membangun kembali peradaban baru di Bumi ini dan sama sekali tidak meninggalkan serta melupakan sejarah para leluhur.

Keempat pilar dibentuk seperti tanda tambah (+ plus) dan mempunyai jarak sekitar 5 meter karenanya pusat tengahnya ada sebuah pilar lagi yang tertulis commandment didindingnya
Lalu diatasnya ditindih oleh batu granit berbentuk buku persegi empat. Jadi semuanya berjumlah 6 buah lempeng batu granit.
Di keempat sisi pada baru granit yang terbaring itu diatasnya, ada petunjuk dengan “bahasa kebudayaan tua” yang sudah lenyap di dunia yaitu:
  1. Bahasa Sanksekerta (Sanskrit)
  2. Yunani Kuno (Classical Greek)
  3. Babylonian Cuneiform
  4. Mesir Kuno (berupa simbol-simbol) atau Egyptian Hieroglyphic.
Apakah instruksi dalam delapan bahasa itu berkaitan dengan ramalan kiamat yang dibaut oleh mereka berupa Depopulasi Dunia?
Tapi yang jelas, bangunan ini didirikan oleh golongan Mansonic, Freemason, Illuminati, kaum pagan dan para pendukung golongan satanic lainnya. Terlihat mereka telah membuat situs ini namun pada sisi tertinggi di bidang datar teratas adalah lambang golongan mereka.
Jadi seakan-akan semua dan seluruh budaya di dunia ini berasal, tunduk dan berawal dari satu sumber yaitu golongan mereka yang ingin mendirikan New World Order (NWO).
Terbukti mereka berniat mengajarkan faham ini, dan  akan berlanjut di kebudayaan manusia berikutnya. Dan pada salah satu section tulisannya tertera bahwa populasi manusia dibawah 500.000.000 jiwa! Beberapa kalimatnya adalah sebagai berikut:
Pada section-4 di monument tertulis sepenggal kalimat:
- Membiarkan semua bangsa memerintah secara internal menyelesaikan sengketa eksternal di pengadilan dunia. (Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court)
- Menyatukan umat manusia Bumi dengan bahasa yang baru. (Unite humanity with a living new language) Dan,
- Mempertahankan manusia di bawah 500.000.000 dalam keseimbangan alam yang abadi. (Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature)
Atau lebih komplitnya:
1. Maintain humanity under 500,000,000 – in perpetual balance with nature.
2. Guide reproduction wisely — improving fitness and diversity.
3. Unite humanity with a living new language.
4. Rule passion — faith — tradition — and all things with tempered reason.
5. Protect people and nations with fair laws and just courts.
6. Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
7. Avoid petty laws and useless officials.
8. Balance personal rights with social duties.
9. Prize truth — beauty — love — seeking harmony with the infinite.
10. Be not a cancer on the earth — Leave room for nature — Leave room for nature.
Setelah bangunan monumen ini berdiri pada tahun 1979, lalu ditinggalkan begitu saja oleh para kontraktor dan pendirinya. Yang membuat monumen ini bernama samaran R. C. Christian yang disewa oleh Elberton Granite Finishing Company. (foto lain monument)

Selain itu, ada pula skenario yang sangat mungkin mereka lakukan selain beberapa skenario diatas tadi, yaitu skenario akan datangnya Sang Yesus, Mesiah, Imam Mahdi dan sejenisnya, namun direncanakan LEBIH AWAL alias PALSU, yaitu yang dibuat oleh kelompok mereka sendiri.
Caranya? Melalui teknologi terbaru, yaitu teknologi  HAARP  dan Hologram 3 Dimensi.


Melalui HAARP, mereka dapat memancarkan frekuensi gelombang radio yang nantinya akan membuat kita dapat mendengar “sesuatu” yang sebenarnya tak ada.
Karena jenis gelombang ini dapat masuk ke dalam otak dan membuat sistim indera pendengaran kita dapat mendengar walau tanpa speaker.
Dan lebih canggihnya lagi, HAARP dapat mengontrol pikiran manusia (Mind Control) tanpa orang tersebut mengetahui. (baca: Gila! HAARP Senjata Canggih, Mengatur Pikiran, Gempa dan Iklim Dunia! Termasuk Gempa dan Tsunami di Indonesia!  dan lihat video dibawah halamannya disana, wajib! Terutama PART-5! hanya 6 menit)
Lalu, bagaimana dengan pengelihatan kita, jika memang mereka melancarkan tipu daya datangnya “Juru Selamat “diakhir dunia? Mereka menggunakan teknologi visualisasi tercanggih, 3 Dimension Holograpic atau hologram 3 dimensi.

Satelit mereka yang banyak dapat memvisualisasikan benda ataupun gambar secara 3 dimensi dilangit setiap negara di dunia.
Mereka akan membuat sosok “Juru Selamat” diatas langit ditiap negara. Proyek ini dinamai Project Blue Beam. (baca: Project Heboh non-Agamais “Blue Beam”, Skenario Alien & Mahdi menuju Dunia Baru).
Sosok tersebut, dengan bantuan teknologi HAARP akan dapat berbicara, walau tanpa speaker. Dan bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu, alias bahasa di negara bersangkutan.
Dengan begitu, apapun yang dinyatakan oleh hologram PENIPUAN Sang Juru Selamat, maka umat akan mau berbuat apa saja walau diadu domba sekalipun. Akhirnya, bukannya menciptakan kedamaian, malah akan membuat ricuh dunia bahkan peperangan besar-besaran.
Salah satu pakar yang mengetahui tentang masalah vaksinasi dari agenda depopulasi dunia adalah adalah Dr. Rima Laibow (Natural Medicine Advocate), ia sampai keluar dari AS demi keselamatan dirinya. Saat Jesse mau menemuinya Dr. Rima Laibow sedang berada di Panama, maka Jesse pun ke Panama.
Dr. Rima Laibow mengatakan kepada Jesse tentang semuanya (ada di dalam video dibawah) dan setelah berbincang dengan Jesse, ia juga mengatakan, dari Panama akan langsung kembali terbang ke negara lainnya dan keluar dari Panama demi keamanan dirinya agar tak dilacak oleh agen pemerintah.

Daftar Peserta Pertemuan Bilderberg 2014 Dirilis
Current list of Participants – Status 26 May 2014. Globalist confab reveals this year’s list of participants, set to attend in Copenhagen, Denmark, from May 29 – June 1, 2014
Chairman
FRA Castries, Henri de Chairman and CEO, AXA Group
DEU Achleitner, Paul M. Chairman of the Supervisory Board, Deutsche Bank AG
DEU Ackermann, Josef Former CEO, Deutsche Bank AG
GBR Agius, Marcus Non-Executive Chairman, PA Consulting Group
FIN Alahuhta, Matti Member of the Board, KONE; Chairman, Aalto University Foundation
GBR Alexander, Helen Chairman, UBM plc
USA Alexander, Keith B. Former Commander, U.S. Cyber Command; Former Director, National Security Agency
USA Altman, Roger C. Executive Chairman, Evercore
FIN Apunen, Matti Director, Finnish Business and Policy Forum EVA
DEU Asmussen, Jörg State Secretary of Labour and Social Affairs
HUN Bajnai, Gordon Former Prime Minister; Party Leader, Together 2014
GBR Balls, Edward M. Shadow Chancellor of the Exchequer
PRT Balsemão, Francisco Pinto Chairman, Impresa SGPS
FRA Baroin, François Member of Parliament (UMP); Mayor of Troyes
FRA Baverez, Nicolas Partner, Gibson, Dunn & Crutcher LLP
USA Berggruen, Nicolas Chairman, Berggruen Institute on Governance
ITA Bernabè, Franco Chairman, FB Group SRL
DNK Besenbacher, Flemming Chairman, The Carlsberg Group
NLD Beurden, Ben van CEO, Royal Dutch Shell plc
SWE Bildt, Carl Minister for Foreign Affairs
NOR Brandtzæg, Svein Richard President and CEO, Norsk Hydro ASA
INT Breedlove, Philip M. Supreme Allied Commander Europe
AUT Bronner, Oscar Publisher, Der STANDARD Verlagsgesellschaft m.b.H.
SWE Buskhe, HÃ¥kan President and CEO, Saab AB
TUR Çandar, Cengiz Senior Columnist, Al Monitor and Radikal
ESP Cebrián, Juan Luis Executive Chairman, Grupo PRISA
FRA Chalendar, Pierre-André de Chairman and CEO, Saint-Gobain
CAN Clark, W. Edmund Group President and CEO, TD Bank Group
INT Coeuré, Benoît Member of the Executive Board, European Central Bank
IRL Coveney, Simon Minister for Agriculture, Food and the Marine
GBR Cowper-Coles, Sherard Senior Adviser to the Group Chairman and Group CEO, HSBC Holdings plc
BEL Davignon, Etienne Minister of State
USA Donilon, Thomas E. Senior Partner, O’Melveny and Myers; Former U.S. National Security Advisor
DEU Döpfner, Mathias CEO, Axel Springer SE
GBR Dudley, Robert Group Chief Executive, BP plc
FIN Ehrnrooth, Henrik Chairman, Caverion Corporation, Otava and Pöyry PLC
ITA Elkann, John Chairman, Fiat S.p.A.
DEU Enders, Thomas CEO, Airbus Group
DNK Federspiel, Ulrik Executive Vice President, Haldor Topsøe A/S
USA Feldstein, Martin S. Professor of Economics, Harvard University; President Emeritus, NBER
CAN Ferguson, Brian President and CEO, Cenovus Energy Inc.
GBR Flint, Douglas J. Group Chairman, HSBC Holdings plc
ESP García-Margallo, José Manuel Minister of Foreign Affairs and Cooperation
USA Gfoeller, Michael Independent Consultant
TUR Göle, Nilüfer Professor of Sociology, École des Hautes Études en Sciences Sociales
USA Greenberg, Evan G. Chairman and CEO, ACE Group
GBR Greening, Justine Secretary of State for International Development
NLD Halberstadt, Victor Professor of Economics, Leiden University
USA Hockfield, Susan President Emerita, Massachusetts Institute of Technology
NOR Høegh, Leif O. Chairman, Höegh Autoliners AS
NOR Høegh, Westye Senior Advisor, Höegh Autoliners AS
USA Hoffman, Reid Co-Founder and Executive Chairman, LinkedIn
CHN Huang, Yiping Professor of Economics, National School of Development, Peking University
USA Jackson, Shirley Ann President, Rensselaer Polytechnic Institute
USA Jacobs, Kenneth M. Chairman and CEO, Lazard
USA Johnson, James A. Chairman, Johnson Capital Partners
USA Karp, Alex CEO, Palantir Technologies
USA Katz, Bruce J. Vice President and Co-Director, Metropolitan Policy Program, The Brookings Institution
CAN Kenney, Jason T. Minister of Employment and Social Development
GBR Kerr, John Deputy Chairman, Scottish Power
USA Kissinger, Henry A. Chairman, Kissinger Associates, Inc.
USA Kleinfeld, Klaus Chairman and CEO, Alcoa
TUR Koç, Mustafa Chairman, Koç Holding A.S.
DNK Kragh, Steffen President and CEO, Egmont
USA Kravis, Henry R. Co-Chairman and Co-CEO, Kohlberg Kravis Roberts & Co.
USA Kravis, Marie-Josée Senior Fellow and Vice Chair, Hudson Institute
CHE Kudelski, André Chairman and CEO, Kudelski Group
INT Lagarde, Christine Managing Director, International Monetary Fund
BEL Leysen, Thomas Chairman of the Board of Directors, KBC Group
USA Li, Cheng Director, John L.Thornton China Center,The Brookings Institution
SWE Lifvendahl, Tove Political Editor in Chief, Svenska Dagbladet
CHN Liu, He Minister, Office of the Central Leading Group on Financial and Economic Affairs
PRT Macedo, Paulo Minister of Health
FRA Macron, Emmanuel Deputy Secretary General of the Presidency
ITA Maggioni, Monica Editor-in-Chief, Rainews24, RAI TV
GBR Mandelson, Peter Chairman, Global Counsel LLP
USA McAfee, Andrew Principal Research Scientist, Massachusetts Institute of Technology
PRT Medeiros, Inês de Member of Parliament, Socialist Party
GBR Micklethwait, John Editor-in-Chief, The Economist
GRC Mitsotaki, Alexandra Chair, ActionAid Hellas
ITA Monti, Mario Senator-for-life; President, Bocconi University
USA Mundie, Craig J. Senior Advisor to the CEO, Microsoft Corporation
CAN Munroe-Blum, Heather Professor of Medicine and Principal (President) Emerita, McGill University
USA Murray, Charles A. W.H. Brady Scholar, American Enterprise Institute for Public Policy Research
NLD Netherlands, H.R.H. Princess Beatrix of the
ESP Nin Génova, Juan María Deputy Chairman and CEO, CaixaBank
FRA Nougayrède, Natalie Director and Executive Editor, Le Monde
DNK Olesen, Søren-Peter Professor; Member of the Board of Directors, The Carlsberg Foundation
FIN Ollila, Jorma Chairman, Royal Dutch Shell, plc; Chairman, Outokumpu Plc
TUR Oran, Umut Deputy Chairman, Republican People’s Party (CHP)
GBR Osborne, George Chancellor of the Exchequer
FRA Pellerin, Fleur State Secretary for Foreign Trade
USA Perle, Richard N. Resident Fellow, American Enterprise Institute
USA Petraeus, David H. Chairman, KKR Global Institute
CAN Poloz, Stephen S. Governor, Bank of Canada
INT Rasmussen, Anders Fogh Secretary General, NATO
DNK Rasmussen, Jørgen Huno Chairman of the Board of Trustees, The Lundbeck Foundation
INT Reding, Viviane Vice President and Commissioner for Justice, Fundamental Rights and Citizenship, European Commission
USA Reed, Kasim Mayor of Atlanta
CAN Reisman, Heather M. Chair and CEO, Indigo Books & Music Inc.
NOR Reiten, Eivind Chairman, Klaveness Marine Holding AS
DEU Röttgen, Norbert Chairman, Foreign Affairs Committee, German Bundestag
USA Rubin, Robert E. Co-Chair, Council on Foreign Relations; Former Secretary of the Treasury
USA Rumer, Eugene Senior Associate and Director, Russia and Eurasia Program, Carnegie Endowment for International Peace
NOR Rynning-Tønnesen, Christian President and CEO, Statkraft AS
NLD Samsom, Diederik M. Parliamentary Leader PvdA (Labour Party)
GBR Sawers, John Chief, Secret Intelligence Service
NLD Scheffer, Paul J. Author; Professor of European Studies, Tilburg University
NLD Schippers, Edith Minister of Health, Welfare and Sport
USA Schmidt, Eric E. Executive Chairman, Google Inc.
AUT Scholten, Rudolf CEO, Oesterreichische Kontrollbank AG
USA Shih, Clara CEO and Founder, Hearsay Social
FIN Siilasmaa, Risto K. Chairman of the Board of Directors and Interim CEO, Nokia Corporation
ESP Spain, H.M. the Queen of
USA Spence, A. Michael Professor of Economics, New York University
FIN Stadigh, Kari President and CEO, Sampo plc
USA Summers, Lawrence H. Charles W. Eliot University Professor, Harvard University
IRL Sutherland, Peter D. Chairman, Goldman Sachs International; UN Special Representative for Migration
SWE Svanberg, Carl-Henric Chairman, Volvo AB and BP plc
TUR Taftalı, A. Ümit Member of the Board, Suna and Inan Kiraç Foundation
USA Thiel, Peter A. President, Thiel Capital
DNK Topsøe, Henrik Chairman, Haldor Topsøe A/S
GRC Tsoukalis, Loukas President, Hellenic Foundation for European and Foreign Policy
NOR Ulltveit-Moe, Jens Founder and CEO, Umoe AS
INT Üzümcü, Ahmet Director-General, Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons
CHE Vasella, Daniel L. Honorary Chairman, Novartis International
FIN Wahlroos, Björn Chairman, Sampo plc
SWE Wallenberg, Jacob Chairman, Investor AB
SWE Wallenberg, Marcus Chairman of the Board of Directors, Skandinaviska Enskilda Banken AB
USA Warsh, Kevin M. Distinguished Visiting Fellow and Lecturer, Stanford University
GBR Wolf, Martin H. Chief Economics Commentator, The Financial Times
USA Wolfensohn, James D. Chairman and CEO, Wolfensohn and Company
NLD Zalm, Gerrit Chairman of the Managing Board, ABN-AMRO Bank N.V.
GRC Zanias, George Chairman of the Board, National Bank of Greece
USA Zoellick, Robert B. Chairman, Board of International Advisors, The Goldman Sachs Group
Keterangan singkatan:
AUT Austria
BEL Belgium
CAN Canada
CHE Switzerland
CHN China
DEU Germany
DNK Denmark
ESP Spain
FIN Finland
FRA France
GBR Great Britain
GRC Greece
HUN Hungary
INT International
IRL Ireland
ITA Italy
NLD Netherlands
NOR Norway
PRT Portugal
SWE Sweden
TUR Turkey
USA United States of America

Infowars analysis note: The official list ends above. What’s important to understand is that there are always members who will be attending, but who don’t want to be included in the list, due to laws such as 18 U.S. Code § 953, otherwise known as the Logan Act, which makes it a felony offense – punishable under federal law with imprisonment of up to three years – for any member of federal or state government to meet with members of a foreign government without the express authority and authorization of the president or congress.
Yesterday, Bilderberg put out a press release detailing the official talking points to be addressed at this year’s meeting. From our research, this is not their primary agenda, but usually one put out to appease the media:
Copenhagen, 26 May 2014 – The 62nd Bilderberg meeting is set to take place from 29 May until 1 June 2014 in Copenhagen, Denmark. A total of around 140 participants from 22 countries have confirmed their attendance. As ever, a diverse group of political leaders and experts from industry, finance, academia and the media have been invited. The list of participants is available on http://www.bilderbergmeetings.org
The key topics for discussion this year include:
• Is the economic recovery sustainable?
• Who will pay for the demographics?
• Does privacy exist?
• How special is the relationship in intelligence sharing?
• Big shifts in technology and jobs
• The future of democracy and the middle class trap
• China’s political and economic outlook
• The new architecture of the Middle East
• Ukraine
• What next for Europe?
• Current events
Founded in 1954, Bilderberg is an annual conference designed to foster dialogue between Europe and North America. Every year, between 120-150 political leaders and experts from industry, finance, academia and the media are invited to take part in the conference. About two thirds of the participants come from Europe and the rest from North America; approximately one third from politics and government and the rest from other fields.
The conference is a forum for informal discussions about major issues facing the world. The meetings are held under the Chatham House Rule, which states that participants are free to use the information received, but neither the identity nor the affiliation of the speaker(s) nor of any other participant may be revealed.
Thanks to the private nature of the conference, the participants are not bound by the conventions of their office or by pre-agreed positions. As such, they can take time to listen, reflect and gather insights.
There is no desired outcome, no resolutions are proposed, no votes are taken, and no policy statements are issued.
Paul Joseph Watson’s latest article revealing this year’s agenda from inside sources.
Bilderberg Agenda Revealed: Elite Desperate to Rescue Unipolar World
Paul Joseph Watson

The 2014 Bilderberg meeting in Copenhagen, Denmark is taking place amidst a climate of panic for many of the 120 globalists set to attend the secretive confab, with Russia’s intransigence on the crisis in Ukraine and the anti-EU revolution sweeping Europe posing a serious threat to the unipolar world order Bilderberg spent over 60 years helping to build.

Inside sources confirm to Infowars that the elite conference, which will take place from Thursday onwards at the five star Marriott Hotel, will center around how to derail a global political awakening that threatens to hinder Bilderberg’s long standing agenda to centralize power into a one world political federation, a goal set to be advanced with the passage of the Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP), which will undoubtedly be a central topic of discussion at this year’s meeting.
The TTIP represents an integral component of Bilderberg’s attempt to rescue the unipolar world by creating a “world company,” initially a free trade area, which would connect the United States with Europe. Just as the European Union started as a mere free trade area and was eventually transformed into a political federation which controls upwards of 50 per cent of its member states’ laws and regulations with total contempt for national sovereignty and democracy, TTIP is designed to accomplish the same goal, only on a bigger scale.
The deal is being spearheaded by Obama’s U.S. Trade Representative Michael Froman, a Wall Street insider and a CFR member, Bilderberg’s sister organization. Froman is simultaneously helping to build another block of this global government, the Trans-Pacific Partnership, which is a similar project involving Asian countries.
 iven that Bilderberg schemed to create the Euro single currency as far back as 1955 (Bilderberg chairman Étienne Davignon bragged about how the Euro single currency was a brainchild of the Bilderberg in 2009 interview), the results of the European elections are sure to have stirred outright alarm amongst Bilderberg globalists who are aghast that their planned EU superstate is being eroded as a result of a populist resistance mainly centered around animosity towards uncontrolled immigration policies.
In Denmark itself, the buzz is centered around Morten Messerschmidt and the Danish People’s party, which won 27% of the vote in the Euro elections and doubled its number of MEPs. Although some are wary of Messerschmidt’s far right inclinations, his success reflects a general resentment not only in Denmark but across Europe towards immigration and the welfare state, concerns that the EU has only exasperated.
Meanwhile in France, Marine Le Pen is carving out a role as the face of a conservative movement that threatens “to break up one united Europe,” with her European election win being described as an “earthquake” that has rattled the political heart of Europe.
Voters in the United Kingdom also delivered a thumping rejection of the EU and in turn Bilderberg with the success of Nigel Farage and UKIP, a Euroskeptic triumph some are labeling the “most extraordinary” election result for 100 years.
As well as TTIP and the fallout from the European election disaster, Bilderberg will be tackling a number of other key issues, most of which will revolve around the continued effort to centralize economic power under several different guises, including a carbon tax paid directly to the United Nations, with the financial hit being taken by individuals as big companies are granted special “waivers” that will allow them to continue to pollute.
The rumbling crisis in Ukraine and the relationship between Russia and NATO will also be a focal point of Bilderberg 2014. Globalists now consider Vladimir Putin to have ostracized Russia from the new world order because he dared to “challenge the international system,” as John Kerry put it.
Bilderberg will discuss fears that Putin is intent on constructing an alternative world order based around the BRICS countries, a “multi-polar” system that would devastate the dollar as the world reserve currency and also heavily dilute the current US-EU-NATO power axis.
Note: Infowars reporters will be on the ground all this week to cover the 2014 Bilderberg Group conference in Copenhagen, Denmark.
***
(sumber: Infowars, 2 , edited: Admin, IndoCropCircles).

8 Tahun Lagi, Perang Beralih ke Asia Pasifik!

Persiapan Tahun 2020:
Penempatan 60% Militer AS di Australia Fokus ke Asia, Penyadapan Antar Negara Marak Pula, “Zona Perang” AS dari Timur Tengah Kini Beralih ke Asia

Worst Case Scenario: Sudah Siap Perangkah Indonesia?

Peneliti:
AS Fokus ke Asia, Beban Indonesia Kian Berat?

 

 
“Belum ada negara ASEAN yang punya kemampuan seperti Indonesia.!” (Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University)
Langkah pemerintah Amerika Serikat mengubah fokus mereka ke Asia akan semakin membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. Indonesia dituntut memainkan peranan pendorong dan penyeimbang berbagai konflik di Asia.

Hal ini disampaikan oleh Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University.
Menurut Murphy, Indonesia akan memiliki peran penting dalam menyokong ASEAN dari belakang.

“Amerika Serikat menganggap Indonesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Tenggara. Sejak zaman Soeharto memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas regional dan menjaga kesatuan antar negara Asia,” kata Murphy pada Forum Terbuka USINDO, Jakarta, 24 Juni 2013.


 Keterlibatan AS di Asia yang mendukung negara-negara sekutunya akan membuat konflik semakin panas. Penambahan pasukan AS di Asia juga membuat ketegangan meningkat. 

“AS menurunkan 60 persen kekuatan Angkatan Lautnya ke Asia. Sebanyak 500 tentara AL AS akan tugas bergilir di Darwin, totalnya akan berjumlah 2.500 tentara dalam beberapa tahun ke depan,” jelas Murphy.

  
Dr. Ann Marie Murphy is Associate Professor at the John C. Whitehead School of Diplomacy and International Relations, Seton Hall University and adjunct research scholar at the Weatherhead East Asian Institute, Columbia University.

Adu kepentingan kemudian terjadi di tubuh ASEAN. Salah satu contohnya adalah dengan tidak tercapai komunike dalam KTT ASEAN tahun 2012 lalu.
Saat itu, Kamboja yang menjadi ketua ASEAN menolak komunike yang mendesak China menyelesaikan konflik perairan tersebut.
Seperti telah diketahui bahwa Kamboja adalah salah satu sekutu China di Asia Tenggara.
Dalam buntunya situasi ini, kata Murphy, Indonesia menunjukkan peran pentingnya.
Peran Indonesia terpenting adalah menjembatani antara kepentingan China dan ASEAN dalam konflik Laut China Selatan.
“Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa melakukan shuttle diplomacy,” jelas Murphy.
Kala itu, Natalegawa secara maraton mengunjungi negara-negara ASEAN untuk menyatukan suara.
“Berkat kerja keras Indonesia, ASEAN akhirnya satu suara dengan menelurkan beberapa poin kesepakatan soal Laut China Selatan. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih punya pengaruh kendati tidak menjabat ketua ASEAN,” Murphy menegaskan.
Peran inilah yang diharapkan dapat dimainkan Indonesia saat AS masuk ke Asia. Murphy mengatakan, ketua-ketua ASEAN berikutnya belum bisa menyamai kepemimpinan Indonesia, terlebih di tengah adu kepentingan negara-negara besar di Asia.
 “Kepemimpinan ASEAN berikutnya, yaitu Brunei, Laos dan Myanmar, masih perlu bantuan Indonesia. Mereka belum bisa menyatukan negara-negara yang adu kepentingan di Asia, seperti India, China dan Jepang. Ini bukan tugas yang mudah bagi Indonesia,” tegas Murphy. (sumber: 

AS Tempatkan Pasukan di Australia,  Indonesia Meradang

Sebanyak 200 pasukan Amerika Serikat telah tiba di Australia sejak April 2012 lalu sebagai gelombang pertama dari 2.500 pasukan yang direncanakan sampai tahun 2017 mendatang.
Personil awal sebanyak 200 pasukan marinir AS yang telah tiba langsung berlatih bersama militer Australia. Kedatangan pasukan AS ini disambut hangat oleh Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith.

“Penempatan pasukan AS di Australia ini merupakan evolusi dari berbagai kegiatan dan pelatihan angkatan bersenjata kedua negara dalam kerja sama militer yang sudah dibuat sebelumnya,” jelas Smith.
Hal tersebut juga ditegaskan dan didukung oleh Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan Menteri Utama Wilayah Utara Australia Paul Henderson.
Penempatan pasukan AS ini menjadi babak baru dalam 60 tahun kerja sama pertahanan antara Australia dengan AS. Rencananya AS akan menempatkan sebanyak 2.500 prajuritnya di Australia pada 2017 nanti.
Penempatan ribuan pasukan AS di Darwin ini menunjukkan pergeseran strategi global yang sangat signifikan. Terkait dengan penempatan ribuan pasukan AS ini, Smith menyatakan bahwa kemungkinan besar  AS akan menggunakan Pulau Cocos yang terpencil sebagai pangkalan militer AS.

 Salah satu media Amerika Serikat Washington Post melaporkan bahwa rencananya militer AS akan menempatkan pesawat tempur berawak dan tidak berawak yang dikenal dengan nama Global Hawk.
Menanggapi pernyataan dan situasi tersebut, pemerintah Indonesia bereaksi dengan mengirim nota protes kepada Pemerintah Australia dan AS dan meminta penjelasan terkait rencana pembangunan pangkalan militer AS tersebut.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Indonesia Brigadir Jenderal Hartind Asrin berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah Australia dan AS menjelaskan apa tujuan pembangunan pangkalan tersebut untuk menghindari kesalahpahaman.
“Secara prinsip Indonesia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam rencana mereka. Namun, kami meminta mereka menjelaskan tujuan menempatkan pesawat tak berawak dekat wilayah Indonesia,” ungkap Asrin seperti dikutip Reuters, pada bulan Maret 2012.

Dalam acara menyambut kedatangan tentara AS di Australia tersebut, tiga pejabat Australia, yaitu: Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, dan Menteri Utama Wilayah Utara Australia Paul Henderson, juga menegaskan bahwa tidak akan pernah ada pangkalan militer AS di Australia.

Ternyata bukan hanya pemerintah Indonesia saja yang bereaksi, China juga merasa terganggu dengan rencana AS ini dan menilai hal ini sebagai upaya mengimbangi kekuatan dan pengaruh China di Asia-Pasifik.
China juga menuduh Australia dan AS memperkuat sekutunya dalam sengketa Laut China Selatan. Pasalnya, akhir-akhir ini China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan saling berebut wilayah di Laut China Selatan yang diyakini mengandung persediaan minyak dan gas yang melimpah. (Bft/Deb/jaringnews)
*

Pangkalan AS di Darwin, China Kecam Australia

“Masa-masa persekutuan ‘Perang Dingin’ telah lama berakhir.”
China menunjukkan kejengkelan atas meningkatnya hubungan kerja sama pertahanan antara Australia dan Amerika Serikat, terutama setelah Negeri Paman Sam itu mengirimkan kontingen pertama dari total 2.500 tentara yang akan berbasis di Darwin sejak April 2012.
Kecaman itu dialamatkan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, ketika tengah melakukan lawatan kenegaraan untuk kali pertama ke Beijing pada awal Mei 2012 lalu.

“Saya kira saya bisa meminjam kata-kata dari salah satu pejabat yang saya temui, dan saya yakin ia adalah sang menteri luar negeri: masa-masa persekutuan ‘Perang Dingin’ telah lama berakhir,” ujar Carr, yang menggantikan Kevin Rudd, seperti dicuplik dari laman BBC.
China merupakan mitra dagang utama Australia. Sekitar seperempat volume ekspor Negeri Kangguru itu diarahkan ke China.
Hanya saja, Australia memilih merekatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, hal yang dikritik pengamat militer China, Song Xiaojun. Menurutnya, Australia tidak mungkin bisa sekaligus menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat.
“Cepat atau lambat, Australia harus memilih siapa yang akan menjadi ‘godfather’ baginya. Semuanya bergantung dari seberapa kuat calonnya, dan seberapa strategis lingkungannya,” kata Song dari sumber The Telegraph.

Tak hanya memperkuat tali kerjasama dengan Australia, Amerika Serikat pun mempererat hubungan luar negerinya dengan beberapa negara Asia Tenggara. China menganggap strategi itu sebagai upaya ‘pengepungan.’
Menurut Carr, kehadiran AS di wilayah Asia-Pasifik dapat meningkatkan kestabilan di kawasan. Namun, ia menekankan pemerintah kedua negara menginginkan terwujudnya kerja sama militer yang lebih baik di masa mendatang.
“Kerja sama pertahanan adalah sebuah misi membangun kepercayaan. Semakin kita mengerti bagaimana mitra kita menerapkan pendekatannya atas masalah pertahanan, kemungkinan muncul kesalahpahaman akan kian kecil,” ujarnya. (adi/vivanews)
Cina Latihan Perang di dekat Pulau Christmas Australia
TNI AL: Kapal perang China telah “mengantongi” izin untuk latihan di selatan Pulau Jawa pada Februari 2014 lalu. Ternyata latihan perang China itu menjadi perhatian Australia.
Kapal-kapal perang China menggelar latihan di dekat perairan Indonesia, sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa. Lokasi ini juga berada dekat Pulau Christmas yang merupakan milik Australia. Latihan yang digelar China itu diintai seksama oleh Australia.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing.

“Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China,” kata Untung, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.
Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. “Mereka melewati perairan ALKI yaitu “Alur Kepulauan Indonesia”. ALKI-1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia,” kata dia.
Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu akan melalui ALKI-2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.
Untung menyatakan, tiga kapal perang China tersebut berlatih secara legal karena masih berada di perairan internasional. Selain itu, saat melewati perairan Indonesia, kapal-kapal itu menujukkan itikad damai tanpa bermusuhan.
Menurut Untung, AL dari negara manapun berhak untuk memproyeksikan kekuatannya di laut internasional. “Sepanjang mereka memiliki kekuatan AL tingkat dunia atau disebut Blue Water Navy,” kata dia.
AL yang masuk kategori ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Sementara itu, China sedang menuju tahapan Blue Water Navy.
Harian Australia, Brisbane Times, sebelumnya mengutip sumber di kalangan pengamat militer Australia yang menyebut langkah terbaru China tersebut menunjukkan makin percaya diri militer mereka di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur. (Brisbane Times / viva.co.id)
China Latihan Perang di Selatan Jawa, Australia Kirim Pengintai
Kapal-kapal perang China diketahui gelar latihan pertama di dekat perairan Indonesia di sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa dan dekat Pulau Christmas, yang merupakan milik Australia. Langkah ini menunjukkan makin percaya dirinya militer China di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Ketegangan China dengan sejumlah negara soal sengketa teritorial itu telah mendapat perhatian masyarakat internasional, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry dari AS yang akhir pekan ini berkunjung ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Menurut harian itu, Angkatan Udara Australia mengerakan sebuah pesawat pengintai untuk memantau situasi di perbatasan utara wilayah mereka. Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.
Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendarat yang mampu mengangkut ratusan personel. Ini adalah kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia, David Johnston, mengaku pihaknya tidak diberitahu terlebih dahulu soal latihan itu. Namun China pun tidak berkewajiban memberitahu Australia.
Kalangan pengamat pun menyatakan bahwa latihan China itu legal karena masih berlangsung di laut internasional dan tidak menunjukkan tindakan yang bermusuhan. Namun manuver dari Beijing itu dipandang sebagai sinyal bahwa mereka makin percaya diri menjadi kekuatan baru maritim, yang secara fundamental bisa mengubah posisi strategis Australia.
Sinyalemen itu tidak semata-mata ditunjukkan ke Australia, namun juga kawasan Asia Pasifik dan juga sebagai pesan kepada AS dan India bahwa mereka tidak bisa dengan mudah memblokade jalur laut lewat Selat Malaka bila suatu ketika berkonflik dengan China.
“Ini bukan berarti latihan itu mengancam Australia, namun memang menunjukkan bahwa betapa besar perubahan yang sedang terjadi di kawasan dan betapa berbahaya untuk berasumsi bahwa China bisa bangkit secara ekonomi tanpa harus membuat perubahan strategis yang fundamental di kawasan,” kata Hugh White, profesor studi strategis dari Australian National University, seperti dikutip oleh artikel di Brisbane Times itu.
Sementara itu Menlu AS, John Kerry, bakal meminta China untuk tidak membuat situasi di Laut China Selatan dan Laut China Utara kian tegang saat saling klaim dengan beberapa negara soal perbatasan wilayah. Kerry akan mengutarakannya kepada para pejabat China saat mengunjungi Beijing diakhir pekan, ungkap kantor berita Reuters.
China mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan, yang seluas 3,5 juta kilo meter per segi. Beberapa negara atau entitas juga berkepentingan atas laut itu, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam.(Reuters / Brisbane Times / viva.co.id
*

Persiapan Militer Indonesia di Tahun 2020: 

8 Tahun Lagi, Perang Beralih ke Asia Pasifik!?

“Pergeseran kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8 tahun ke depan, “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan beralih ke kawasan ini. Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya.” (Connie Rahakundini Bakrie, Pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia)

Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi kawasan ini, termasuk Indonesia.

Tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 8 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS. Apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk menyadari dan memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi?

Menurut pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie, dengan kondisi seperti ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite kita untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.

Connie menilai, pergeseran kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8 tahun ke depan, “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan beralih ke kawasan ini.
Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya. Berikut petikannya:

Bagaimana anda melihat dinamika perkembangan militer AS saat ini?

Kebanyakan dari kita, atau bangsa AS sendiri, tidak ingin mengakui, bahwa, AS telah mendominasi dunia melalui kekuasaan militernya. Dengan alasan kerahasiaan negara, warga AS sendiri sering tidak menyadari bahwa pendudukan pasukan-pasukan AS sesungguhnya telah mengepung planet bumi ini. Kecuali kawasan Antartika.

Mudah dan banyak cara dalam melacak jejaknya, seperti dengan menghitung seberapa banyak jumlah koloni milter yang ada di berbagai belahan dunia.
Pada Abad-20 ini, yang dimaksud dengan koloni bisa terjelma dalam berbagai gaya, salah satunya melalui pangkalan militer yang berada di negara lain. Dengan cara ini, kita bisa ikuti koloni yang terbentuk dan menyebar ke seantero dunia dan melahirkan “kekaisaran militer” AS.

Pada perspektif dinamika politik global, kita bisa menyimak bagaimana kekaisaran militer AS semakin tumbuh menuju wujudnya tahun 2020 nanti. Saat ini tengah berproses, sejak Presiden Goerge Walker Bush menetapkannya pada 14 Januari 2004 lalu.

Bisa digambarkan seperti apa ‘Kekaisaran Militer AS’ itu?

Salah satu cara memahaminya, dengan memahami jumlah dan ukuran dari aspirasi “kekaisaran militer”  AS tersebut. Lebih dari setengah juta tentara formal plus mata-mata yang terselimuti melalui jejaring lembaga donor, teknisi, guru, serta badan usaha sudah tersebar membentuk koloni di negara-negara lain.

Bukan hanya di darat, juga mendominasi lautan hingga samudera. Mereka membangun kekuatan Angkatan Laut yang hebat dengan mencantumkan nama-nama pahlawan mereka pada kapal induknya, seperti: Kitty Hawk, Constellation, Enterprise, John F. Kennedy, Nimitz, Dwight D. Eisenhower, Carl Vinson, Theodore Roosevelt, Abraham Lincoln, George Washington, John C. Stennis, Harry S. Truman, dan Ronald Reagan.
Selain itu, begitu banyak pangkalan rahasia dibangun dan difungsikan hanya sekedar untuk memonitor apa yang dikerjakan masyarakat dunia.

Mereka mampu memonitor apa yang isi percakapan,  surat menyurat baik lewat fax atau pun email antara satu sama lainnya, termasuk atas warga negara AS sendiri.

Di Okinawa, pulau paling selatan Jepang yang telah menjadi koloni militer AS selama 58 tahun,  terdapat 10 pangkalan korps marinir, termasuk korps marinir Futenma dan stasiun udara yang menduduki 1,186 Ha di pusat kota.

Selain itu, di Inggris terdapat senilai US$5 miliar instalasi miliiter dan mata-mata AS yang disamarkan sebagai pangkalan Royal Air Force.
Sebenarnya berapa jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya?

Diyakini jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya jumlahnya telah mencapai lebih dari 1,000 pangkalan di negara berbeda. Bahkan, Pentagon sekalipun mungkin tidak tahu secara pasti jumlah setiap penghuninya.

Data resmi dari Departement of Defence (DoD) pada laporan struktur tahun fiskal 2003 menyebut, Pentagon memiliki 702 pangkalan di luar negeri di 130 negara. Jumlah itu, belum termasuk 6.000 pangkalan di wilayah AS sendiri.

Pada pangkalannya di luar negeri, jumlah tentara AS yang tak berseragam mencapai 253,288 personel. Mereka  juga mempekerjakan 44,446 orang lainnya sebagai staff tambahan lokal yang disewa.
Pentagon mengklaim, pangkalannya mencakup 44,870 barracks, hangars, rumah sakit, dan bangunan lain yang dibeli atau disewa sebanyak lebih dari 4,844 bangunan.

Lantas bagaimana?

Gambaran itu membawa kita pada kesadaran bahwa sebenarnya hanya sedikit sekali ruang yang ditinggalkan di planet bumi ini yang tidak terisi oleh kekuatan militer AS. Dan ruang kosong itu, adalah kawasan kita, wilayah Indonesia terus menuju arah bawah melalui Samudera Hindia ke arah Antartika.

Bagaimana anda melihat kaitan kondisi ini dengan reformasi TNI?

Sejak reformasi 1998, pembangunan profesionalisme TNI masih menemui banyak hambatan. Tekad kuat TNI untuk menjadi militer profesional yang berfungsi sebagai alat pertahanan negara, tidak serta-merta bisa diwujudkan.

Memprofesionalkan militer, bagaimana pun juga menimbulkan konsekuensi yang harus dipenuhi oleh kedua pihak, yakni sipil dan militer itu sendiri. Militer perlu dukungan sipil atas persoalan alokasi “anggaran” dalam rangka mengatasi berbagai ancaman yang timbul.
Yang perlu kita ingat, kabinet pemerintahan bisa saja silih berganti, tetapi road map pertahanan jangka panjang adalah sesuatu yang harus diisi dengan komitmen tinggi seluruh elemen bangsa untuk memenuhinya.


Apakah penyebab hambatan pembangunan profesionalisme TNI?

Bila kita realistis dan berpikir kritis, sampai hari ini, ketidaksepakatan di kalangan pemimpin sipil mengenai beberapa konsep kebijakan pertahanan keamanan negara menjadi penyebab inkonsistensi dan terhambatnya muncul regulasi yang diperlukan.
Persoalan bertambah kompleks, ketika munculnya wacana bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan.

Disadari atau tidak, jika virus berpikir bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan, dan sengaja disebarkan secara sistematis. Akhirnya akan membuat sipil semakin tidak memahami fungsi militer untuk kepentingan eksistensi negara.

Seolah-olah, militer tidak dibutuhkan lagi dalam negara berdemokrasi. Padahal, pembangunan demokrasi sebuah negara sangat butuh “pengawal”. Peran militer dalam menjaga demokratisasi di sebuah negara yang berdaulat, sangat penting.

Pandangan anda soal pertentangan militer dan demokrasi itu?

Militer dan demokrasi bukanlah sesuatu yang bertentangan. Lihat saja AS. Sebagai negara yang mengklaim paling berdemokrasi di muka bumi, faktanya memiliki militer yang paling kuat di dunia.
Bukan hanya di dalam negeri, tapi tumbuh berkembang, bak kecambah di musim hujan menjadi koloni-koloni di berbagai belahan bumi. Militer hadir sebagai komponen inti untuk menjaga kedaulatan negara.

Tak terbayangkan apa yang akan terjadi di masa datang jika Indonesia tidak segera memperkuat TNI untuk menghadapi “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan.

Ingat, Indonesia adalah jantung maritim Asia dan bisa menghindar dari dampak langsung dan tidak langsung serta harus dihadapi.

Mengapa militer AS bisa begitu mendominasi dunia?

Karena instalasi pangkalan militernya di luar negeri membawa keuntungan tak terkirakan untuk kemajuan industri usaha dan ekonomi sipil mereka. Mulai dari desain pembuatan senjata untuk angkatan bersenjata, pakaian untuk tentara berseragam dan pasukan tidak berseragam yang tercatat ada 253,288 personil berikut keluarganya yang belum termasuk didalamnya, stok makanan dan bisnis fasilitas liburan bagi tentara.

Hampir sebagian besar sektor ekonomi AS sebenarnya mengandalkan militer untuk target penjualannya.
Satu contoh kecil, misalnya terhadap pangkalan militer AS di Irak. Untuk pangkalan itu, DoD harus memesan extra ration of cruise missiles dan depleted-uranium armor-piercing tank shells.
Selain itu, DoD juga mengakuisisi sebanyak 273,000 botol sunblock yang dianggap sama pentingnya seperti rudal bagi para tentaranya disana.

Belum lagi DoD harus menyediakan biaya binatu, dapur, surat menyurat dan pengiriman barang, serta cleaning services yang telah dikontrak militer dari perusahaan swasta, juga menjadi bagian dari kegiatan membangun dan mengembangkan sektor ekonomi AS.
Diketahui, sepertiga dari dana US$ 30 miliar tambahan yang dianggarkan untuk perang Irak, habis untuk service layananan bagi kenyamanan tentara AS.

Dengan begitu, keberadaan mereka di front-front perang tampak sama seperti kehidupan di rumah ala Hollywood. Selain itu pengamanan juga dilakukan melalui sub-kontrak pada private military companies seperti Brown & Root, DynCorp, dan the Vinnell Corporation.

Artinya, AS memberikan tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi prajurit militernya?

The Washington Post pernah mengkritisi kondisi yang terjadi di Fallujah, bagian barat Baghdad. Bagaimana pelayan-pelayan berkemeja putih bercelana hitam dan berdasi kupu-kupu bertugas setiap malamnya melayani makan malam untuk petugas dari 82nd Airborne Division.

Beberapa dari pangkalan ini, karena sangat luasnya, membutuhkan 9 trayek bus internal untuk tentara dan kontraktor sipil di dalam area berkawat tersebut.
Pangkalan Anaconda, kantor pusat divisi brigade ke-3 dan infanteri ke-4 yang bertugas menjadi ‘polisi’ sepanjang 1.500 mil persegi di wilayah Irak, ke Utara Bagdad, hingga Samarra, menempati area besar seluas 25 kilometer persegi dan penyediaan perumahan untuk sebanyak 20.000 pasukan.
Untuk keperluan spritual, misionaris bagi militer AS, mereka dilayani perusahaan penerbangan sendiri. Tentara AS juga dilayani perusahaan penerbangan dengan armada untuk penerbangan jarak jauh sehingga mampu menyambungkan langsung post dari Greenland hingga Australia.
Bagaimana dengan kita?
Wah, anda bisa bayangkan sendiri. Betapa jauhnya dengan cara kita memperlakukan personil militer. Untuk melaksanakan tugas negara  pun kadang harus berutang hanya sekadar untuk membeli obat nyamuk di warung setempat.
Atau harus terdampar di pulau terluar menjaga perbatasan dengan segala fasilitas yang sangat terbatas dan minim.

Asia Pasifik jadi target ekspansi AS selanjutnya, bagaimana anda melihatnya?

Perkembangan terkini kekaisaran militer AS, bisa disimak  dari pernyataan Menteri Pertahanan, Panetta yang menyatakan bahwa 60 persen kekuatan militer AS akan pindah ke kawasan Asia Pasifik mulai 2012 hingga 2020.

Reposisi pangkalan tersebut ada dibawah kendali dan tanggung jawab Andy Hoehn, Wakil Menhan AS untuk bidang strategi.

Hoen dan dan rekan-rekannya mengatur tahapan implementasi akan apa yang disebut Goerge Bush dulu sebagai strategi perang pencegahan terhadap “persatuan negara-negara merah dan orang-orang jahat”.

Negara-negara “persatuan orang-orang jahat” ini oleh AS telah diidentifikasikan sebagai “busur ketidakstabilan” yang tersebar dari mulai daerah Andes di Colombia terus ke arah Afrika Utara dan kemudian menyapu negeri negeri seberang Timur Tengah, hingga termasuk Filipina dan Indonesia.

Jadi, perang terhadap terorisme adalah sebagian kecil dari alasan untuk semua strategisasi militer AS di belahan dunia. Yang sebenarnya adalah untuk membangun cincin baru dari Pangkalan militer sepanjang khatulistiwa guna memperluas kekaisaran militer AS dalam mendominasi dunia.

Kebijakan pertahanan yang seperti apa, bagi Indonesia menyikapi kondisi ini?

Arah kebijakan pertahanan negara Indonesia saat ini telah berubah dari threat based planing ke capabilities based planning. Itu sudah ditetapkan. Soalnya kemudian, apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi dalam waktu dekat, sebagai dampak tersebarnya 60 persen kekuatan militer AS ke kawasan ini.

Persis sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh  pangkalan-pangkalan AS sejak titik di Diego Garcia, Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, terus berputar hingga ke Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.

Dengan kondisi ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite Indonesia untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.

Indonesia juga harus memperkuat TNI sebagai aktor pertahanan yang tugas utamanya adalah untuk melindungi segenap wilayah kedaulatan termasuk kekayaan dan kesejahteraan penduduknya.

Apa yang paling mendesak untuk dilakukan?

Persoalan yang paling mendesak dan menjadi kewajiban sipil adalah perumusan dan penyusunan landasan serta kerangka hukum yang mengatur peran dan posisi TNI dalam konteks tugasnya sebagai garda terdepan bangsa untuk menjalankan misi pertahanannya.

Kondisi hari ini, TNI terbentuk menjadi tentara yang ditekankan hanya pada kemampuan stabilisasi dan rekonstruksi, tetapi tidak sebagai tentara profesional yang memiliki kemampuan outward looking defences seperti bagaimana seharusnya.

Keberhasilan pembangunan landasan hukum ini, sebenarnya sangat terkait dengan visi politik dan visi transformasi militer untuk membangun kekuatan berdasarkan threat dan capabilities yang seharusnya dimiliki oleh kalangan sipil penentu kebijakan pertahanan.

Konstalasi politik keamanan kawasan telah berubah signifikan dan ancaman telah muncul mengikuti trend geopolitik yang berjalan. Kebijakan luar negeri Indonesia harus di re-shaping dalam cita-cita kita membangun keseimbangan regional yang merupakan tugas terbesar kita.

Semakin cepat terjawab, semakin baik.  Sehingga kita tahu TNI seperti apa yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasinya.

Pendapat anda, apa yang paling penting dalam membangun profesionalitas TNI?

Hal yang terpenting bukan semata persoalan mana Alutsista yang perlu diganti dan mana yang masih layak pakai. Lebih dari itu, dalam membangun TNI yang profesional dan berwibawa di mata internasional, diperlukan sebuah grand strategy and design atas postur TNI. Postur TNI yang ideal untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang segera akan terbentang di kawasan ini dalam 8 tahun mendatang.

Meski dengan kemampuan Indonesia saat ini, komposisi ideal sulit diwujudkan dalam kenyataan. Namun tanpa standar ideal, kita tidak akan pernah tahu kemana tujuan negara ini 100 atau 200 tahun yang akan datang. Bagaimana TNI yang kita cintai harus dibangun untuk itu.

Bagaimanapun juga, standar ideal sangat dibutuhkan sebagai panduan dalam mencapai cita-cita pembangunan akan postur TNI yang kuat, berwibawa, mumpuni dan profesional dalam menghadapi ancaman-ancaman atas kedaulatan kita sebagai bangsa yang kaya dan besar.

*

Persiapan Pengamanan Ibukota Negara : Antisipasi Ancaman Dari Luar, TNI Membuat Lima Rencana Agar Ibukota Jakarta Dapat Bertahan dari Serbuan Asing!

Pihak Indonesia tak hanya berpangku tangan dengan “manuver” negara-negara imperialis tersebut. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman dan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.


Mereka menyampaikan rencana TNI tentang strategi pertahanan yang tepat untuk Jakarta.
Dalam pandangan TNI, sistem pertahanan nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional.

TNI AD telah melakukan kerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya.

Berikut 5 rencana TNI untuk menjadikan Jakarta aman dari sisi pertahanan:
1. Penangkis serangan udara di gedung tinggi

 TNI AD berencana memasang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) atau senjata penangkis serangan udara di atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.
“Pada gedung tinggi bisa digunakan. Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara,” ujar KSAD Jenderal Budiman di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11/13).

2. Gedung tinggi zona pendaratan helikopter

 TNI berharap di gedung-gedung tertentu di Jakarta dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.
“Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara,” kata KSAD Jenderal Budiman.
Menurut dia, perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga.

3. Pangkalan tank di bawah Monas

TNI berencana membangun pangkalan tank di bawah Monas. Diperkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail bangunan seperti apa belum bisa disampaikan.
“Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan (Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menemui Jokowi. Keduanya membicarakan singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi pertahanan negara.
Apalagi, September dan Oktober 2013 lalu, militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Tank itu bakal masuk Jakarta, lalu disebarkan di satuan operasional. Selain itu, militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota, serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.

4. Kemayoran untuk pendaratan pesawat tempur


Gubernur Jokowi akan menindaklanjuti koordinasi dengan Kementerian Pertahanan sehubungan penyediaan ruang bagi masuknya peralatan militer.

Salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah jalan di kawasan Kemayoran bisa dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.

“Di Kemayoran bis
a untuk pendaratan pesawat. Karena ada fly over nya itu nanti dipindah menjadi underpass sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat,” kata Jokowi.

5. Marunda untuk jalur peralatan tempur TNI AL

 Kawasan Marunda juga dibidik untuk membantu pertahanan melalui laut.
Menurut Jokowi, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amfibi.

“Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amfibi ke laut,” ujar Jokowi.

Sambil berfikir, ia juga menambahkan dengan dukungan, “Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang,” kata Jokowi. (berbagai sumber)