Amerika Serikat Tunduk Kepada Indonesia

Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.

Messi tertipu oleh Ronaldinho (sosok yg mirip pemain brazil)

"ungkap messi:" Apa yang kamu lakukan berjalan pada sini untuk melihat saya? "Ketika dia memegang tangan saya, saya berlutut saya [dan membungkuk]. Itu sangat emosional. "

Ketika Indonesia Menjadi Kapitalis ( Rezim Orde Baru )

“Ketika tepat 100 tahun gerakan Zionisme Internasional merayakan kelahirannya, dan salah seorang pengusaha Yahudi dunia bernama George Soros memborong mata uang dollar AS dari pasar uang dunia, maka meletuslah krisis keuangan yang berawal dari Thailand dan terus merembet ke Indonesia.”

visi misi Jokowi-JK dengan Prabowo-Hatta

Jokowi-JK:Prabowo-Hatta: Visi: Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-Royong.

gadis LOMBOK dan adat sasak

nyongkolan, gendang belek, tari rudat, tari jngger,gamelan, chilokak dan peresean. antara adat budaya sasak yg masih utuh di lombok.

Friday, October 28, 2011

65 Negara Harus Beli Voucher VOA di BIL

Mataram (Global FM Lombok)-

Sedikitnya ada 65 Negara didunia, yang harus membayar visa on arrival (VOA) saat tiba di Indonesia. Diantaranya, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, Italia, Inggris, Korea Selatan, Arab Saudi, Emirat Arab, RRC dan beberapa Negara di benua Amerika, Eropa, Afrika dan Asia. Termasuk, kalau warga asing dari ke 65 negara masuk ke NTB, lewat pintu kedatangan di Bandara Internasional Lombok (BIL).

“ Dimana, sebelum masuk pintu pemeriksaan Imigrasi, warga asing tersebut harus membeli voucher VOA sebesar US$ 25, di loket BRI yang ada di BIL. Setelah membayar VOA, barulah dilakukan pemeriksaan di konter Imigrasi, yang meliputi keabsahan paspor, sidik jari dan foto wajah,” kata Kepala seksi pengawasan dan penindakan keimigrasian (Wasdakim) di Imigrasi Mataram Dorhan kepada Global FM Lombok, Jumat (28/10).

Ia pun menegaskan, petugas Imigrasi yang ada di BIL memiliki kewenangan untuk mengusir warga asing yang tidak membayar VOA. Bahkan, warga asing itu dapat langsung dipulangkan ke Negara asalnya. Menurutnya, voucher VOA ini berlaku selama 30 hari. Dorhan menuturkan, pemberlakuan layanan VOA di pintu masuk seperti bandara internasional di Indonesia, lebih untuk mempermudah dan memperlancar warga asing ke Indonesia.

Lain halnya, lanjut Dorhan bila warga Indonesia yang mau ke Negara tersebut, maka visa harus diproses di kantor Kedutaan atau Konsulat Jendral dari Negara tujuan. Dorhan juga mengatakan, selama tahun 2010 lalu, Imigrasi Mataram mampu menyetor pendapatan ke kas Negara sebesar Rp 14 milyar.

Pendapatan itu diperoleh, dari pembuatan paspor, VOA dan perpanjangan izin tinggal orang asing. Tahun 2011, setoran ke kas Negara diprediksi akan meningkat mencapai Rp 15 milyar. Karena, hingga Oktober ini pendapatan Imigrasi Mataram sudah mendekati Rp 14 milyar. (ady)

Tuesday, October 25, 2011

DIPLOMAT AMERIKA DAN EROPA TIBA DI LOMBOK

Mataram, 25/10 (ANTARA) - Para diplomat dari negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa yang melakukan perjalanan diplomatik bidang ekonomi ke Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tiba di Bandara Internasional Lombok, Selasa siang.
         "Sebagian tiba siang ini, dan yang lain menyusul sore hingga malam," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Moh Faozal, di Mataram, Selasa, ketika menginformasikan kedatangan peserta "Economic Diplomatic Filed Trip" Amerika dan Eropa selama tiga hari terhitung 25 hingga 28 Oktober 2011.
         Ia mengatakan, diplomatik ekonomi Amerika dan Eropa yang melakukan lawatan ke Pulau Lombok itu berjumlah 12 orang yang berasal dari delapan negara.      
         Kedelapan negara itu yakni Amerika Serikat, Ekuador, Italia, Polandia, Suriname, Ukrania, Venesuela dan Uni Eropa.
         Dari delapan negara itu, tiga Duta Besar (Dubes) masing-masing Dubes Ekuador, Italia dan Suriname. Sementara lima negara lainnya akan diwakili oleh pejabat kedutaan seperti Sekretaris Kedubes, Konselor dan Kepala Departemen Perdagangan dan Promosi Investasi.
         "Kami (NTB, Red) sebagai tuan rumah yang berkewajiban memfasilitasi kelancaran kegiatan yang diselenggarakan Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI," ujarnya.
         Dijadwalkan peserta "Economic Diplomatic Filed Trip" Amerika dan Eropa itu akan menghadiri pertemuan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB dan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB, sekaligus mendengar pemaparan tentang potensi daerah, oleh Gubernur NTB atau pejabat yang mewakili, pada Rabu (26/10) pagi.
         Pertemuan koordinasi itu dipusatkan di kawasan wisata Sengggigi, Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di Hotel Sheraton, yang juga menjadi tempat penginapan para tamu negara itu.
         Setelah itu, peserta "Economic Diplomatic Filed Trip" Amerika dan Eropa itu melakukan peninjauan ke sentra-sentra ekonomi, kebudayaan dan pariwisata di Pulau Lombok, seperti industri rumput laut PT Phoenix Mas Mandiri, sentra gerabah di Banyumulek, Lombok Barat, dan sentra mutiara di Sekarbela, Kota Mataram.
         Kegiatan dihari ketiga perjalanan diplomatik bidang ekonomi Amerika dan Eropa itu, masih berupa peninjauan ke lokasi wisata di kawasan Mandalika, di Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, kemudian mengunjungi lokasi budidaya rumput laut dan mutiara di Gerupuk.
         Kunjungan lainnya ke desa wisata Sade di Lombok Tengah, kemudian menuju sentra kerajinan tenun di Sukarare, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. (*)

Saturday, October 22, 2011

Peresmian Groundbreaking Kawasan Pariwisata Mandalika

Lombok Tengah: Hari Jumat (21/10) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Groundbreaking Kawasan Pariwisata Mandalika Resort di Pantai Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Kawasan Pariwisata Mandalika ini terletak di bagian selatan Pulau Lombok dan akan dibangun di atas lahan seluas 1.175 hektar.

Gubernur NTB Zainul Majdi dalam laporannya menjelaskan, Kawasan Pariwisata Mandalika diharapkan menjadi ikon pariwisata kebanggaan NTB, Indonesia, dan bahkan dunia. "Kawasan ini sudah menjadi impian warga NTB. Tempat ini relatif terpencil, jauh dari kota. Namun meskipun terpencil, perkembangan bisnis di kawasan ini sangat baik," kata Zainul.


"Keberhasilan pengembangan kawasan ini karena kemampuan pengelola melibatkan penduduk lokal. Saya berharap ke depannya banyak pengusaha yang hadir untuk berinvestasi dan belajar bekerjasama dengan kekhasan NTB. Masyarakat NTB tetaplah tuan rumah di tanahnya sendiri," Zainul menegaskan.


Di akhir laporannya, Zainul Majdi menyerahkan buku Grand Design Kawasan Pariwisata Mandalika kepada Presiden Republik Indonesia. 
 
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam sambutannya menerangkan bahwa Presiden telah menginstruksikan agar kawasan ini dijadikan ikon baru, dijadikan MICE yang menjadi kebanggaan tidak hanya bagi masyarakat NTB, tapi juga masyarakat Indonesia. "Secara keseluruhan, investasi pengembangan Kawasan Wisata Mandalika direncanakan melebihi 3 miliar dolar AS," Hatta menjelaskan. 


"Investasi tersebut terdiri atas investasi BUMN sejak groundbreaking ini sebesar 250 juta dolar bersumber dari BUMN kita dan sisanya dari investasi swasta yang bekerjasama dengan Bali Tourism Development Corporation sebesar 3 miliar dolar AS dalam penyempurnaan masterplan tersebut," Hatta menambahkan. 


Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY menyaksikan penandatanganan MoU antara PT. Bali Tourism Development Corporation dengan sejumlah investor. Mou yang ditandatangani, antara lain, perjanjian tentang kerja sama pemanfaatan lahan dan kerja sama pendidikan dan pelatihan. Presiden SBY dan para undangan juga menyaksikan penayangan video selayang pandang Kawasan Pariwisata Mandalika.


Presiden SBY mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memohon ridho Allah agar niat baik, cita-cita, dan rencana pembangunan kawasan ini dapat berjalan lancar. Kepada para pengembang kawasan wisata ini, Presiden SBY memiliki pesan khusus untuk jangan mengabaikan keramahan dan kelestarian lingkungan. "Pariwisata yang berdimensi lingkungan itu sangat penting. Selain itu, hormati juga nilai-nilai lokal. Masyarakat di tempat ini sangat religius, hormati nilai-nilai agama dan adat istiadat," SBY mengingatkan. 


"Libatkan penduduk lokal, jangan sampai 5, 10 atau 15 tahun kawasan ini berkembang baik tapi masyarakat tidak mendapatkan manfaat. Sejak awal disiapkan. Masyarakat sekitar dididik dan dibekali dengan baik. Jadikan kawasan ini kawasan yang berseri: bersih, sehat, rapi, ramah, dan indah," Presiden SBY menyerukan.

Usai acara, Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau panel proyek groundbreaking Kawasan Pariwisata Mandalika. Hadir pada acara pagi ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menpora Andi Mallarangeng, dan Direktur Utama PT. Bali Tourism Development Corporation Ida Bagus Wirajaya.


Selesai acara, Presiden SBY dan Ibu Ani beserta rombongan langsung menuju Bandara Internasional Lombok untuk bersiap melanjutkan perjalanan menuju Provinsi Bali. (osa)

Friday, October 21, 2011

SBY : Jangan Sekedar MoU Kembangkan Mandalika Resort

Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan, nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dengan beberapa investor harus dapat direalisasikan. Jangan sampai MoU itu malah menyandera pembangunan, sehingga merugikan Negara dan rakyat. Keserakahan mendapatkan izin di mana-mana harus ditinggalkan. Buku Design (Blue Print) pengembangan kawasan Mandalika terlihat cukup bagus dan itu harus dapat diwujudkan dalam waktu yang telah ditetapkan.

“ Praktek penyanderaan asset Negara akan kami bersihkan. Di mana, setelah MoU ditandatangani, investor tidak boleh kabur. Itu akan merugikan Negara dan rakyat, sebab lahan itu jadi terlantar. Investor lain tidak bisa masuk, karena terkenala izin dan hukum. Saya minta BTDC juga bisa dirubah namanya menjadi Bali Lombok Tourism Development Corporation (BLTDC), agar tidak terjadi salah faham. Tidak enak di dengar, kawasan Lombok yang kerjakan Bali,” kata SBY, saat meresmikan ground breaking kawasan Mandalika Resort, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Jum’at (21/10).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, H. M. Hatta Rajasa, juga menegaskan, pihaknya akan mengawal MoU yang telah ditandatangani hingga dapat direalisasikan. Jangan sampai investor yang melakukan penandatangan MoU tersebut, justru menyandera pembangunan dan pengembangan kawasan Mandalika Resort. Dalam hal ini, MoU tersebut harus dapat dijalankan secara komitment dan terukur, sehingga tidak sekedar hanya MoU.

Data yang didapat Reporter Global FM Lombok, beberapa investor yang melakukan penandatanganan MoU dengan BTDC, yakni PT. Gobel International, PT. Global Land Development (MNC Group), PT. Canvas Development (Rajawali Group), PT. Wahanakarya Suplaindo, PT. Yonasindo Intra Pratama. Di bidang pendidikan dan kesehatan, seperti Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali dan Politeknik Negeri Bali serta Balai Latihan Kerja Loteng.

PT. Gobel International, direncanakan akan membangun fasilitas-fasilitas berteknologi ramah lingkungan, pengelolahan air limbah, solar system, high and resort, hotel End villa. PT. Global Land Development akan membangun Integrated Theme Park, seperti Dineyland, Underwater Park, Techno Park, F1 Sirkuit, Plenary Hall untuk penyelenggaraan concert, pelabuhan laut untu yacht dan sea plane. PT. Canvas Development akan membangun lahan di pantai Tanjung Aan menjadi High End Resort dan Villa.

PT. Wahanakarya Suplaindo, akan mendirikan tempat pelatihan keperawatan khusus yang akan dikirim ke luar negeri beserta fasilitas pendukungnya. Usaha perhotelan untuk tempat pelatihan siswa sekolah di perhotelan, usaha BLKLN, Travel Agency, Bank dan Medical Check Up Centre. PT. Yonasindo Intra Pratama, akan membangun tempat pelatihan keperawatan khusus yang akan dikirim ke luar negeri beserta fasilitas pendukungnya. (ozi)

Presiden Resmikan Ground Breaking Mandalika Resort

Praya (Global FM Lombok)-

Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan ground breaking kawasan Mandalika Resort, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Jum’at (21/10). Ground Breaking ditandai dengan penekanan tombol sirene Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, H. M. Hatta Rajasa, Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi dan Direktur Utama (Dirut) Bali Tourism Development Corporation (BTDC), Ida Bagus Wirajaya. Sebanyak 17 menteri cabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan pejabat setingkat menteri menghadiri acara tersebut.

SBY dalam sambutannya, mengatakan, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki kekhasan dan keunggulan obyek wisata, seperti kawasan Mandalika Resort. Keindahan pantai Mandalika merupakan anugerah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan dan harus dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat. Akan sangat rugi, apabila potensi pariwisata yang besar itu, tidak dimanfaatkan. Saat ini, sektor pariwisata semakin penting dan diharapkan banyak masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Sebab, perkembangan pariwisata dunia meningkat pesat.

“ Masyarakat kelas menengah ke atas di dunia semakin suka berpergiatan atau berwisata dari satu daerah ke daerah lain. Ketika saya menginap di pantai Mandalika dan berkunjung ke pantai Tanjung A’an, saya cukup terkesan dan terkesima dengan keindahannya. Saya ingin masyarakat dunia juga merasakan sama seperti yang saya rasakan. Peluang ini harus ditangkap sebagai sumber pendapatan Negara. Sektor pariwisata sangat menjanjikan. ” tegasnya.

Presiden mengakui banyak potensi pariwisata di Indonesia yang tidak kalah dengan Negara lain, tetapi belum dapat dikembangkan semuanya. Hal itu disebabkan terbatasnya anggaran dari APBN. Pengembangan kawasan Mandalika sendiri diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 72 triliun atau sekitar 3 miliar dollar amerika. Untuk itu, pemerintah mengundang para Dunia Usaha (DU) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi di dalamnya.

“ Ada 2 kunci dan resep, jika obyek wisata itu berkembang dan menjadi unggulan, yakni memiliki keunikan dan berdaya saing. Obyek wisata itu tidak boleh kalah dengan obyek wisata di Negara lain, seperti fasilitas, event dan menerapkan sapta pesona. Jika di Mandalika menyediakan fasilitas minimal sama dengan obyek wisata Negara lain, maka wisatawan akan banyak berkunjung. Tidak bisa kita paksa wisatawan datang menggunakan Perda atau instruksi presiden. Wisatawan bisa memilih sendiri obyek-obyek wisata yang ingin dikunjungi,” jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, H. M. Hatta Rajasa, mengatakan, Mandalika Resort bisa dijadikan sebagai icon baru pariwisata nasional dan tempat Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) yang menjadi kebanggaan masyarakat local dan nasional. Luas lahan yang bisa dibangun sekitar 1.035 hektar dengan biaya 3 miliar dollar amerika. Di mana, BUMN akan berpartisipasi 250 juta dollar amerika dan sisanya dari para investor.

“ Diperkirakan kawasan Mandalika Resort bisa menggaet 1 juta wisatawan datang. Itu berarti pendapatan Negara akan meningkat dan PDRB NTB akan naik 4 kali lipat di tahun 2025 mendatang. Tenaga kerja akan banyak terserap dari saat konstruksi hingga pengoperasian. Peluang usaha di sekitar kawasan, seperti pasar rakyat, industry micro kecil menengah, perumahan bagi karyawan juga bisa diwujudkan,” paparnya. (ozi)

"BIL" DONGENG KUNO YANG JADI KENYATAAN oleh Yanes Setat

Mataram, (ANTARA) - Seperti biasa tidak sedikit orang tua di kalangan Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, diminta mendongeng oleh anak-anaknya di saat mereka mulai merebahkan tubuh di peraduan sebelum terlelap tidur.
     Aneka kisah yang menarik, termasuk cerita kuno yang turun-temurun dari nenek moyang Suku Sasak, mewarnai alunan dongeng yang meluncur dari bibir sang orang tua pendongeng.
     Salah satu cerita yang kerap hadir di "arena pentas" dongeng pengantar tidur itu, ialah adanya "sabda" dari leluhur masyarakat Sasak yang menyebutkan bahwa kelak di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah akan banyak dikunjungi orang dari berbagai penjuru.
      Para pengunjung akan datang ke Tanak Awu dengan menaiki burung besi berukuran besar.  Seiring dengan kisah itu, nenek moyang Suku Sasak mulai memberi nama sejumlah dusun yang tersebar di kawasan tersebut dengan sebutan Pengantar, Peninjauan, Mendongak dan lain-lain.
     
      Ternyata benar, di areal yang di dalamnya terdapat nama-nama  dusun yang menggambarkan aktivitas orang itu, kini berdiri sebuah lapangan udara yang diberi nama  Bandara Internasional Lombok (BIL), yang pengoperasiannya telah diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (20/10).
      Di hadapan Presiden dan rombongan, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi  menceritakan kembali dongeng yang berisi "sabda" leluhur masyarakat Lombok  itu.
      "Sungguh luar biasa. Ternyata para leluhur kami  punya penerawangan atau pengalaman batin yang kini benar-benar menjadi kenyataan.  Burung besi berukuran besar telah mulai banyak mendarat di sini, di Tanak Awu," ujar Gubernur Zainul Majdi, disambut tepuk tangan  hadirin.
      BIL yang pagi itu diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,  sesungguhnya telah mulai dioperasikan oleh manajemen PT Angkasa Pura I sejak 1 Oktober lalu.
     Gubernur mengatakan, dengan telah diresmikannya pengoperasian BIL, diharapkan mampu menjadi pintu masuk investasi sebagai salah satu wujud pengembangan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
     "Insya Allah, dengan beroperasinya bandara ini maka akan mampu menjadi pintu masuk investasi dan kawasan ekonomi baru, utamanya ekonomi khusus sebagai salah satu wujud pengembangan MP3EI yang dicanangkan Bapak Presiden," kata Gubernur  Zainul Majdi.
   

                                               Dirintis 1995

     Gubernur juga mengungkapkan perjuangan panjang jajaran Pemerintah Provinsi NTB dalam mewujudkan Bandara Internasional Lombok yang diawali dengan pembebasan lahan seluas 551,8 hektare sejak 1995.
     Pembangunan bandara internasional itu dimulai dengan upaya pembebasan lahan, kemudian disusul dengan dilakukannya  "groundbreaking" pada 30 Nopember 2005 oleh Menteri Perhubungan yang saat itu dijabat Hatta Rajasa, yang kini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
     Sejak itu, Pemerintah Provinsi NTB bersama-sama dengan manajemen PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, terus berupaya menyelesaikan pengerjaan sarana dan prasarana pendukung bandar udara bertaraf internasional tersebut.
     "Kami juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyelesaikan jalan khusus akses BIL sepanjang 21,3 kilometer dan jalan-jalan strategis lainnya guna mendukung pengembangan kawasan pariwisata Mandalika Resort sepanjang 7,5 kilometer," ujarnya.
      Kini, lanjut dia,  sejumlah infrastruktur telah selesai dibangun hingga bandara internasional itu berhasil  dioperasikan.
      BIL tercatat memiliki landasan pacu sepanjang 2.750 meter dan lebar 40 meter, sehingga mampu didarati pesawat Airbus 330 atau Boeing 767,  dan dapat menampung 11 unit pesawat di lapangan parkir (apron).
      Namun demikian,  kata gubernur,  belum bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 yang biasa dipakai mengangkut para jamaah haji.
      Sehubungan dengan itu, gubernur kepada Presiden meminta agar dapat dilakukan perpanjangan atas landasan pacu bandara dari yang sekarang 2.750 meter menjadi 3.000 meter.
      Menanggapi permintaan itu, Presiden menyatakan menyanggupinya, sembari memerintahkan kementerian terkait untuk segera melakukan penjajakan dan langkah-langkah yang diperlukan.
     "Saya setuju usulan gubernur untuk memperpanjang landasan pacu dari 2.750 meter menjadi minimal 3.000 meter," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
      Selain tentang landasan pacu,  Presiden juga menginstruksikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Hatta Rajasa untuk menyikapi permasalahan jalan akses ke dan dari bandara  yang hingga kini belum rampung seluruhnya.
      "Segera bereskan jalan keluar-masuk bandara ini.  Pak Menko Perekonomian segera tindaklanjuti," ujar Presiden Yudhoyono sembari menatap  Hatta Rajasa yang duduk di deretan kursi undangan terdepan.
      Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan, dilaporkan  telah melihat dari dekat pembangunan jalan khusus akses BIL sepanjang 21,3 kilometer dari kawasan bandara hingga patung sapi di Gerung, Kabupaten Lombok Barat, yang kini belum rampung.
     Tidak hanya itu,  dari Gerung ke Kota Mataram sepanjang belasan kilometer pun belum terbangun jalan khusus akses BIL, atau masih mengandalkan jalan lama jurusan Mataram menuju Pelabuhan Laut Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
      Presiden SBY juga telah melihat secara langsung sejumlah jalan penghubung di lingkungan dalam kawasan bandara yang juga belum selesai dikerjakan.
      Selain itu, Presiden juga sempat menyoroti kawasan bandara yang masih tampak gersang dan belum tertata dengan cukup rapih.
      Berkenaan dengan itu, Presiden SBY meminta jajaran Pemprov NTB segera melakukan penhijauan di kawasan bandara, sembari berjanji akan menyumbangkan sebanyak 10 ribu bibit tanaman perindang.
     

                                 Hampir Rp1 triliun

     Megaproyek BIL bernilai hampir Rp1 triliun atau tepatnya Rp945,8 miliar itu,  didanai dari hasil "keroyokan", yakni dari PT Angkasa Pura I sebesar Rp795,8 miliar, Pemprov NTB  Rp110 miliar  dan tanggungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebanyak Rp40 miliar.
     BIL juga tercatat memiliki  terminal penumpang seluas 21 ribu meter persegi, mampu menampung tiga juta penumpang setahun.  Untuk  luas areal parkir, mencapai 17.500 meter persegi.
      Terkait pemanfaatan bandara internasional itu, pada 22 Juli 2011 pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Provinsi NTB, dengan menetapkan areal seluas 1.200 hektare di Lombok bagian selatan sebagai kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Nasional (Ekkparnas).
      Kawasan Ekkparnas yang lazim disebut kawasan Mandalika itu akan dijadikan tempat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis wisata.
      Selain memprioritaskan potensi pariwisata, juga akan dikembangkan sentra produksi pangan yang meliputi pertanian, peternakan dan kelautan, serta pengembangan eksplorasi energi geotermal di daerah pegunungan Rinjani.
      Keputusan itu ditempuh dalam Sidang Kabinet Terbatas,  sejalan dengan rencana pemanfaatan Bandara Internasional Lombok mendatang.
      Presiden SBY berharap program tersebut sukses dilakukan selama tiga tahun mendatang, dan tentunya harus disesuaikan dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
      Dalam MP3EI, NTB berada dalam koridor yang sama dengan Provinsi Bali dan NTT yang memprioritaskan pembangunan di bidang pariwisata dan pangan.
      Hadir para acara peresmian bandara yang berawal dari dongeng kuno hingga menjadi kenyataan itu, antara lain tampak mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri Hj Mufidah Kalla, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. (*)




Keterangan Foto : Presiden RI, Susilo Bambang Yhudoyono (kanan) memberikan pidato sambutanya saat peresmian Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (20/10). Proyek pembangunan BIL senilai total Rp. 945,8 milyar yang dibiayai oleh PT. Angkasa Pura I Rp. 795,8 milyar, Pemda Propinsi NTB Rp. 110 milyar dan Pemda Kabupaten Lombok tengah Rp.40 milyar.

FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi/ss/mes/11.

Thursday, October 20, 2011

Presiden SBY dan PM Malaysia Bertemu di Lombok

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak dijadwalkan menemui Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis  (20/10) siang. Pertemuan kedua kepala pemerintahan negara serumpun itu merupakan pertemuan kehormatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

Pertemuan tahunan ini digelar di Lombok bertepatan dengan kunjungan SBY untuk meresmikan Bandara Internasional Lombok (BIL) dan pemancangan tiang pertama pembangunan kawasan wisata Mandalika Resort. BILsendiri sudah dioperasikan manajemen PT Angkasa Pura I sejak 1 Oktober 2011, namun baru diresmikan oleh Presiden SBY pagi ini.

Kunjungan kehormatan PM Malaysia itu berlangsung singkat. PM Najib beserta istri Datin Sri Rosmah Mansor, dan rombongan dari Malaysia dijadwalkan tiba di BIL pada pukul 11.00 WITA dan akan kembali bertolak ke Kuala Lumpur pada pukul 16.30 WITA.

Setelah jamuan santap siang bersama, PM Najib dan Presiden SBY  akan menggelar pertemuan khusus. Selanjutnya, pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dengan delegasi Malaysia akan digelar, kemudian pernyataan pers bersama.

Santap siang hingga pertemuan bilateral itu terpusat di Hotel Novotel yang terletak di kawasan wisata Mandalika Resort, sekitar 10 kilometer arah selatan BIL atau sekitar 70 kilometer dari Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB.

"Hari ini sejarah bagi NTB karena saya akan bertemu Perdana Menteri Malaysia di sini (lombok, red). Kami akan ketemu di salah satu lokasi kawasan Mandalika Resort," kata Presiden SBY. (Ant)

YUDHOYONO-RAZAK BAHAS PERDAGANGAN, NAKER DAN PENDIDIKAN



Lombok Tengah, NTB, 20/10 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Malaysia Najib Razak membahas isu perdagangan, tenaga kerja dan pendidikan dalam konsultasi bilateral.
     "Dalam pertemuan tete-a-tete atau empat mata antara Presiden RI dan PM Malaysia. Beberapa isu akan dibahas seperti perdagangan, TKI, dan kerja sama pendidikan," kata Juru Bicara Presiden Julian A Pasha di Mataram , Nusa Tenggara Barat, Kamis siang.
      Kedua kepala pemerintahan   melakukan konsultasi bilateral tahunan di kawasan Mandalika, NTB, yang diawali dengan jamuan makan siang.
      Sejumlah agenda dalam konsultasi tahunan itu telah dibahas sebelumnya pekan lalu, oleh Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Malaysia Anifah Aman dalam Sidang Komisi Bersama bagi Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation) antara Indonesia dan Malaysia di Kuala Lumpur.
      Pada kesempatan itu,  Menlu Marty menyampaikan sejumlah kemajuan hubungan bilateral, antara lain kesepakatan Batas Laut Teritorial Sementara di Laut Sulawesi dan pembahasan teknis pada segmen perbatasan di sekitar Selat Singapura.
      Selain isu perbatasan, pertemuan bilateral tingkat menteri tersebut juga membahas tentang kesejahteraan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, yang terangkum dalam Nota Kesepahaman mengenai Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja Rumah Tangga Indonesia.
      Nota Kesepahaman tersebut menyepakati kejelasan prosedur dan kriteria rekrutmen dan penempatan TKI di Malaysia, serta pembentukan Pusat Pembelajaran Masyarakat.
      Pusat pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak para TKI di Malaysia, yang diharapkan akan segera terwujud khususnya di Sabah.
 
Isu pencaplokan
     Pada beberapa waktu terakhir di dalam negeri sempat muncul isu mengenai pencaplokan wilayah Indonesia di Provinsi Kalimantan Barat oleh Malaysia yang telah dibantah oleh Menlu Marty.
    Terkait hubungan kedua negara, Menlu menegaskan bahwa hubungan bilateral kedua negara tersebut memiliki dinamika masing-masing, yang harus dikelola dengan baik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui dialog.
     Sementara Presiden Yudhoyono dan PM Razak melakukan pertemuan bilateral, Ibu Ani Yudhoyono dan Datin Sri Rosmah Mansor menghadiri  acara ramah- tamah.
     Turut mendampingi Presiden dalam konsultasi tersebut antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono dan Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah. (*)

Wednesday, October 19, 2011

Menhan Malaysia Ternyata Keturunan Yogya dan Ponorogo




Masih ingat dengan Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Bin Hamidi?. Menteri yang belakang ini sering muncul setelah kabar panas tentang pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kalimantan Barat, ternyata masih keturunan Indonesia.

"Ibu saya keturunan Wates, Yogyakarta. Sedangkan Bapak saya keturunan Ponorogo, Jawa Timur," kata Datuk Seri Ahmad dalam Program Acara Apa Kabar Indonesia di tvOne, Senin (17/10/2011).

Datuk Seri Ahmad menuturkan, kakek dan nenek dari Ibu serta Bapaknya tersebut lama bermukim di Malaysia. "Sementara saya sendiri sudah lahir dan besar di Malaysia," ujarnya dengan logat sedikit medok.

Datuk Seri Ahmad mengatakan Ibunya sering berbicara dalam bahasa Jawa Ngoko yang halus karena berasal dari Yogya. "Ibu sering bilang mangan ora mangan ngumpul atau ojo gaduhan," paparnya seraya tersenyum.

Presiden Datang, Bandara Internasional Lombok Rapi



LOMBOK, KOMPAS.com - Kondisi Bandar Udara Internasional Lombok tampak lengang. Masyarakat yang kerap bertamasya dadakan di Bandar Udara tidak terlihat. Hal ini lantaran kedatangan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ke Nusa Tenggara Barat.
"Memang steril dari tadi siang. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata salah satu petugas keamanan Bandar Udara Internasional Lombok, Gafur K, kepada Kompas.com, di Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/10/2011).
Lokasi Bandar Udara yang semrawut pun mendadak tenang dan bersih dengan pemasangan garis batas sepanjang pintu keluar kedatangan hingga menuju ke mobil presiden. Sementara itu, bagi calon penumpang yang akan melakukan penerbangan harus rela berjalan kaki sebentar karena mobil pengantar tidak boleh masuk sampai depan lobi bandara.
"Sementara saja ini. Nanti juga boleh lewat lagi kok. Saya kan bekerja atas perintah. Kapan dibukanya, saya nggak tau juga. Tunggu perintah saja," jelas Gafur.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sepanjang jalan yang akan dilalui rombongan Presiden pun tampak banyak polisi berjaga. Keamanan di bandara pun diperketat. Petugas kebersihan bandara pun tampak siap sedia di lobi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berangkat dari Jakarta sekitar pukul 13.00 WIB dan sampai di Nusa Tenggara Barat pada pukul 16.00 WITA. Lantaran penerbangan Presiden ini, banyak penerbangan lain yang tertunda jadwal keberangkatannya.
Kedatangan Presiden ini dalam rangka meresmikan Bandar Udara Internasional Lombok pada Kamis (20/10/2011) pagi. Kemudian, ia juga akan meletakkan batu pertama pembangunan Mandalika Resort yang berada di sepanjang pesisir Pantai Kuta Lombok.

Tuesday, October 18, 2011

Ada Dana Penyertaan Modal Rp 200 Miliar untuk BTDC?

Mataram (Suara NTB)
Pada tahun 2008 silam Bali Tourism Development Corporation (BTDC), BUMN yang bergerak di sektor pariwisata mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pusat  dalam bentuk penyertaan modal sebesar Rp 200 miliar. Dana itu, dihajatkan untuk pengembangan eks Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) atau sekarang diberi nama Mandalika Resort , Kuta Lombok Tengah. Tetapi setelah tiga sampai empat tahun berjalan sejak pemberian dana tersebut tidak ada aktivitas yang menunjukkan bahwa kawasan Mandalika Resort tersebut dikembangkan oleh BTDC.
Anehnya lagi pemerintah daerah NTB baik Gubernur maupun DPRD NTB serta Pemkab Loteng tidak mengetahui adanya dana penyertaan modal pemerintah pusat untuk pengembangan kawasan Mandalika Resort tersebut. Sehingga pemerintah perlu memanggil pihak BTDC untuk dimintai pertanggungjawabannya terhadap pengeloaan dana tersebut.
Demikian dikatakan mantan anggota DPR RI asal NTB, H.Mesir Suryadi, SH  kepada Suara NTB Selasa (17/10) kemarin. ‘’Saya mau sampaikan kepada pemerintah pusat, Pemprov NTB, Pemkab Loteng serta Menteri BUMN agar memanggil BTDC untuk diminta pertanggungjawabannya selama 3 tahun setelah menerima uang Rp 200 miliar penyertaan modal pemerintah pusat itu. Apa realisasinya untuk pengembangan kawasan Mandalika Resort, apa ada grand design tidak? Mesti ada grand design untuk Mandalika Resort itu ,”ujarnya.
Mesir Suryadi yang pernah duduk di Panitia Anggaran yang termasuk orang yang paling getol memperjuangkan dana tersebut untuk pengembangan kawasan Mandalika Resort  merasa kecewa terhadap BTDC karena tidak mampu mengembangkan kawasan itu dari tahun 2008 sampai sekarang ini. ‘’Saya sangat kecewa dengan hal ini yang telah memperjuangkan  di Panitia Anggaran DPR RI untuk mengusahakan dana Rp 200 miliar dalam rangka kebijakan pengembangan kawasan Mandalika Resort sehingga dana tersebut perlu diaudit oleh BPK,’’tandasnya.
Ia menjelaskan proses  penyertaan modal sebesar Rp 200 miliar dari APBN yang diberikan kepada BTDC untuk kebijakan pengembangan kawasan Mandalika Resort tersebut cukup panjang.  Anggaran itu diusulkan oleh Menteri BUMN kepada Panitia Anggaran DPR RI untuk diberikan kepada BTDC sebagai penyertaan modal negara sebesar Rp 200 miliar  pada tahun  anggaran 2008.
“Kita rencanakan untuk penyertaan modal di  BTDC untuk pengembangan kawasan itu  karena PT Emaar saat  itu nampaknya masih ragu-ragu karena baru sebatas MoU saja dengan pemerintah. Saya setuju dan saya perjuangkan di dalam anggaran negara itu agar negara memberikan penyertaan modalnya negara untuk pengembangan Mandalika Resort. Dan saya pasang badan waktu itu untuk meloby seluruh komisi terutama Komisi XI dan Komisi IX yang membidangi pariwisata waktu itu untuk mendapatkan dana penyertaan modal kita. Akhirnya terbawa dalam sidang pleno DPR RI  untuk mendapatkan persetujuan sehingga disetujui sebesar Rp 200 miliar,”ungkapnya.
Setelah itu, lanjut Ketua Badan Kehormatan Rakyat (BKR) NTB ini, tidak ada lagi kontrol terhadap dana tersebut. ‘’Sekarang saya tanya Badan Koordinasi Penanaman Modal beberapa waktu lalu. Tetapi mereka  tidak tahu, Gubernur juga tidak tahu dan saya bilang saya minta pertanggungjawabannya BTDC  Sampai sejauh mana pengembangan Lombok Selatan itu,’’ tegasnya.
Disamping itu, dirinya juga pernah bertanya kepada BTDC tentang pemanfaatan dan realisasi dana sebesar Rp 200 miliar tersebut tetapi pihak BTDC hanya diam saja. ‘’Jadi kita berikan dana kepada BTDC sebesar Rp 200 miliar. Saya tanya kepada BTDC dia diam-diam saja. Departemen Keuangan juga dulu kenapa tidak memberitahu Gubernur, DPRD dan Bupati agar dana tersebut bisa diserap  apakah untuk  promosi, penyertaan modal dan lain sebagainya  terhadap  mengembangkan kawasan Mandalika Resort tersebut seperti halnya di Nusa Dua Bali, ‘’pungkasnya. (nas)

Sunday, October 16, 2011

YANG DI PERETUAN ANGUNG KE13 MALAYSIA AKAN TERIMA BINTANG REPUBLIK INDONESIA



Jakarta (ANTARA) - Presiden Susilo Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, Minggu siang dijadwalkan menerima kunjungan Raja Malaysia di Istana Negara. Menurut agenda kunjungan kenegaraan itu, Raja Malaysia akan menerima anugerah Bintang Republik Indonesia dari Kepala Negara.
     Raja Malaysia yang bergelar Seri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agong XIII Malaysia, Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah, didampingi permaisurinya bergelar Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan diterima di Istana Merdeka Jakarta.




 

  Ada serangkaian aktivitas dalam kunjungan kenegaraan itu, di antaranya jamuan makan malam kenegaraan pada Minggu malam, pukul 19:30 WIB.
     Malaysia merupakan negara federasi yang terbentuk dari 11 negara bagian di Semenanjung Malaka dan bagian utara Pulau Kalimantan. Secara tradisi yang dikekalkan dalam konstitusi negara itu, kedudukan raja Malaysia dipangku secara bergantian dari raja-raja penyusun negara itu. (*)

Friday, October 14, 2011

Sultan Kedah dipilih Yang di-Pertuan Agong baru

Majlis Raja-Raja dalam mesyuarat khasnya hari ini bersetuju mengisytihar Sultan Kedah Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah dipilih sebagai Yang di-Pertuan Agong yang baru berkuatkuasa pada 13 Disember ini untuk tempoh lima tahun.
  

Sementara Sultan Kelantan Sultan Muhammad V dipilih menjadi Timbalan Yang di-Pertuan Agong untuk tempoh yang sama, menurut kenyataan akhbar dari Jabatan Perdana Menteri yang dikeluarkan hari ini.
sumber berita malaysiakini.com

Friday, October 7, 2011

bandara LOMBOK tidak semerawut lagi


infosketsa  7 Oktober 2011. Walaupun aksi demonstrasi di Bandara Internasional Lombok, terjadi beberapa kali dalam pekan ini, namun situasi di dalam
alt
BIL               Tidak Semraut Lagi , Nyaman .
BIL tetap
kondusif, bahkan berangsur-angsur mulai sepi dari warga yang datang menonton pesawat terbang. Kebanyakan warga yang datang adalah keluarga para TKI-TKW yang akan berangkat. Keadaan Bandara tak semrawut lagi seperti  hari-hari sebelumnya, ribuan warga sudah tak terlihat lagi. Bahkan para pedagang di emperan areal pintu kedatangan sudah tak terlihat lagi. Hanya saja ada beberapa pedagang asongan yang telihat masuk menelikung dari petugas.
Dari pantauan IS kesemrawutan suda tidak terlihat lagi, hanya ada beberapa pekerjaan yang belum tuntas, seperti pemasangan AC dan lainnya, akan tetapi itu hanya tinggal sedikit. “Selebihnya secara fisik BIL sudah cukup refresentatif untuk  sebuah bandara baru” kata seorang petugas Angkasa Pura. Keramian hanya terjadi dipagar bagian timur kawasan bandara, puluhan keluarga TKI-TKW yang ikut mengantar. Kondisi itu bukanlah hal baru, di bandara lama di Selaparang Mataram juga pemandangan itu terlihat  sama.  Hanya saja keluaga TKI-TKW merasa lebih nyaman di BIL.
Idah warga Mantang mengaku mengantarkan saudaranya yang akan berangkat ke Malaysia melalui BIL. Menurutnya biaya tansportasi menuju bandara dari Desa Mantang tempat tinggalnya jauh lebih murah ketimbang menuju bandara lama di Selaparang Mataram. “kalau dulu dari kampung saya ke bandara lama, ongkos mobil kami beramai-ramai Rp 250 ribu, sekarang hanya Rp 100 ribu” katanya Selain itu keluarga yang berada di desa dekat BIL juga bisa ikut mengantar, mereka merasakan keuntungan yang jauh lebih baik bandara berada di Tanak Awu ketimbang di Selaparang.
Dahri, keluarga TKI yang tengah mengantar mengaku lega bandara berada di Tanak Awu. Dia mangaku sekalian mengantar sekalian menonton. Baginya warga yang ingin melihat kemajuan tak ada salahnya, dan di berharap jangan dianggap kampungan. “rasa senang kan wajar diungkapkan dengan mendatangi suatu tempat melihat keberhasilan  pembangunan  yang ditunggu-tunggu. Bukan berarti warga lombok itu kampungan tetapi bersyukur” katanya.
Walupun pedagang telah ditertibkan dan dilarang berjualan di dalam bandara, sejumlah pedangan yang nakal, nekat tetap berjualan. Mereka bahkan mengaku tetap kucing-kucingan dengan petugas. Halimah contohnya, pedangan asongan dari Desa Ketare terlihat tetap berjualan di areal parkir kendaraan roda dua di dalam bandara. “saya tadi dikejar-kejar aparat, tetapi tetap nekat jualan. Saya masuk bawa jaulan saya pakai sepeda motor, ambil karcis parkir di Tollgate” katanya. Ditanya apakah dia tahu kalau hitungan parkir akan dihitung perjam di kawasan BIL, Halimah hanya tercengang dan berpikir berapa banyak dia akan membayar parkir jika keluar bandara nanti, apakah semua hasil jualannya untuk membayar parkir? Halimah hanya tercengang.
Munculnya laporan mengenai adanya pungutan liar dan pemalakan di areal bandara, menjadi hal yang mengkhawatirkan masyarakat pengguna transportasi udara itu. Banyak diantara mereka yang menginginkan informasi itu ditindak lanjuti aparat dengan tindakan nyata. “terus terang saya takut kalau ke Bandara malam hari, apa jaminan keselamatan itu bisa saya percaya. Kalau khawatir mendingan lewat laut saja” kata Ojik, warga Mataram.
Menjawab ketakutan warga tersebut, Kaporles Lombok Tengah, AKBP Budi Karyono mengatakan memang sempat ada laporan bahwa ada orang yang diduga di palak. Ada informasi-informasi tentang pemalakan tetapi belum ada yang datang melaporkan hal itu pada aparat kepolisian. “sebenarnya oknum itu meminta secara paksa uang jasa. Penumpang yang baru sampai karena bingung mencari kendaraan, naiklah di sebuah kendaraan plat hitam milik seseorang. Dari BIL ke Mataram dia ditarik Rp 500 ribu, itu kan tidak sesuai, apalagi dilakukan dengan pemaksaan-pemaksaan. Cuma belum ada laporannya yang masuk ke kita” kata Kapolres pada wartawan di BIL, Kamis (6/9).
Sementara jalur by pass BIL yang masih gelap jika malam hari, karena tak ada lampu, menurut Kapolres masih cukup aman, belum ada laporan adanya kejadian ditengah jalan orang dicegat atau dicelakai, setelah BIL beroperasi 1 Oktober lalu. Hal yang sama juga diungkapkan sopir taxi bandara, Dodik. Selama dia mengendarai taxi bandara dari BIL ke Mataram atau sebaliknya, belum ada kejadian yang menganggu keamanan dirinya maupun penumpang. “untuk sementara ini aman, kalaupun ada yang menghadang akan saya tabrak” katanya.
Sementara itu sekelompok wisatawan yang telah 5 hari berada di Lombok, menimati keindahan Gili air dan Gili Meno, mengaku terkesan dengan Lombok. Ditanya tentang bandara baru atau BIL, Wim Dirkx, Wisatawan asal Holand mengaku nyaman, tak ada masalah. Termasukd engan banyaknya warga kampung di BIL, dia menganggap itu hal biasa. ( Inanalif / infosketsa )

Thursday, October 6, 2011

NTB MANTAPKAN KESIAPAN PERTEMUAN PRESIDEN-PM MALAYSIA

Mataram, 6/10 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tengah memantapkan kesiapan pertemuan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, yang dijadwalkan 20 Oktober 2011, di Pulau Lombok.
     "Berbagai kesiapan terus dimantapkan karena sudah ada informasi resmi bahwa pertemuan khusus Presiden Indonesia dengan Perdana Menteri Malaysia, akan digelar di Lombok, 20 Oktober mendatang," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Lalu Moh Faozal, di Mataram, Kamis.
     Ia mengatakan, pertemuan koordinasi untuk memantapkan kesiapan kunjungan Presiden Indonesia dan Perdana Menteri (PM) Malaysia ke Pulau Lombok, NTB, itu sudah dilakukan sejak Senin (3/10).
     Pertemuan khusus itu diagendakan Kamis (20/10) malam, karena PM Malaysia dijadwalkan tiba di Pulau Lombok, siang hari, dan akan kembali ke Malaysia keesokan harinya.
     PM Malaysia itu akan menggunakan pesawat khusus dengan rute penerbangan langsung dari Kuala Lumpur (Malaysia) ke Lombok (Indonesia).
     Sementara Presiden Indonesia akan lebih dulu berada di Pulau Lombok, guna meresmikan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang sudah mulai dioperasikan sejak 1 Oktober lalu.
     Jadwal kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Lombok, 19-21 Oktober 2011. Selain meresmikan BIL, juga akan memimpin 'groundbreaking' pembangunan kawasan pariwisata nasional Mandalika Resort.
     Semula, sempat diagendakan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Lombok, namun dibatalkan karena infrastruktur kelistrikan itu belum bisa dioperasikan sehingga belum layak diresmikan.
     "Di sela-sela agenda peresmian itu, akan digelar pertemuan khusus Presiden Indonesia dengan PM Malaysia," ujar Faozal.
     Menurut Faozal, pertemuan khusus Presiden Indonesia dan PM Malaysia itu diagendakan akan berlangsung di kawasan wisata Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 70 kilometer arah selatan Kota Mataram.
     Di kawasan wisata itu, terdapat hotel berbintang yang cukup representatif untuk menggelar pertemuan khusus lintas negara itu, yakni Hotel Novotel. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari bandara internasional yang hendak diresmikan Presiden. (*)

Tuesday, October 4, 2011

memilih pemimpin, sosok pemimpin yang baik

KEHADIRAN Muhammad s.a.w sebagai pemimpin politik, jika yang diinginkannya itu sekadar pengaruh dan harta kekayaan atau inginkan kehormatan dan kemuliaan, hatta untuk menjadi raja sekalipun, adalah tidak sulit. Namun, hakikatnya bukan serendah itu cita-cita dan keinginan Rasulullah s.a.w kerana segala-galanya itu akan menjadi batu penghalang terhadap misi dakwah dan perjuangan baginda.
Ingatlah bahawa dalam ilmu politik terdapat istilah “power tends to corrupt”, yang bermaksud “kekuasaan cenderung kepada penyelewengan.” Maknanya, pengertian kepimpinan itu sendiri adalah kekuasaan di mana ia boleh membawa seseorang itu lupa diri sehingga mengabaikan segala yang dijanjikan dan dicita-citakannya. Akhirnya, kehancuranlah yang akan diterimanya.
Justeru, Rasulullah s.a.w pernah bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya kepimpinan itu akan menjadi kedudukan yang diperebutkan di antara kamu dan pada hari Kiamat kelak hal itu akan menjadikan kamu penuh penyesalan.” (Riwayat Bukhari)
Kepimpinan yang lahir hasil daripada kesulitan dan pengorbanan yang tulus sepertimana Nabi s.a.w dengan penuh sabar menghadapi para pengikut baginda yang diseksa dengan kejam, yang memungkinkan orang lain tidak berdaya untuk menanggung beban kepimpinan seperti itu. Inilah kepimpinan yang lahir dari satu proses yang tersendiri, kental sehingga terbentuk keperibadian tulen dan bukan keperibadian yang terbentuk hasil daripada pengaruh kekayaan atau kerana pengaruh dalaman atau kronisme.
Imam Ghazali pernah menyatakan bahawa, “Apabila suatu tujuan teramat suci dan mulia, sukarlah jalan yang harus ditempuh, dan banyaklah penderitaan yang akan ditemui di tengah-tengah jalan.”
Namun, realitinya, tidak banyak pemimpin yang benar-benar berjiwa besar tetapi lebih kepada besar nafsunya. Yang banyak dibicarakan adalah tentang pengaruh dan kekuasaan yang dikejarnya, janji demi janji yang ditaburnya yang kadangkala sukar diterima akal, pengikut yang setia dan mengiakan apa sahaja yang dilakukan, projek atau rancangan itu dan ini, jenis kereta yang dipakai dan yang dikira ialah harta kekayaan dan pengaruh yang dimilikinya. Jauh sekali untuk mengambil secebis iktibar daripada rentetan perjalanan kehidupan Rasulullah s.a.w yang sekadar tidur di atas tikar walhal baginda adalah pemimpin besar Jazirah Arab yang disegani, digeruni dan dikagumi oleh kuasa-kuasa besar seperti Rom dan Parsi.
Tuntutan mencintai segala-galanya itu harus berlandaskan ajaran agama, bukan hawa berpandukan nafsu. Tidak sedikit pemimpin hari ini melaksanakan dorongan fitrahnya melalui jalan yang salah kerana niat awalnya lagi telah salah dan bertujuan memenuhi kepentingan diri daripada membantu orang yang di bawah pimpinannya.
Bagi pemimpin yang hatinya telah ‘dibekukan’ Allah s.w.t, kuasa, pengaruh dan kemewahan menjadi matlamat utamanya. Dengan sedikit pengaruh dan kekuasaan di tangan itu ia boleh melakukan seribu satu macam tipu daya dengan modus utamanya mengeksploitasi rakyat atau pengikut atau penyokongnya demi kepentingan diri. Di dalam keadaan seperti ini rakyat bagaikan lembu dicucuk hidung, ditarik-tarik lehernya ke sana ke mari semahu-mahunya. Segala hajat hidupnya dihitamputihkan oleh sekelompok manusia yang disebut Allah s.w.t sebagai “para pemimpin yang melakukan kebatilan”.
Pengaruh golongan ini cukup kuat dalam membentuk watak manusia agar menghormatinya. Jika ada sesiapa yang berani menentangnya, maka orang-orang yang berjaya ‘dibelinya’ itu akan mempertahankannya dan ikut sama menentang. Bahkan tidak sedikit yang rela mati untuk membela para tuannya, yang tidak lain para pemeras keringatnya.
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud:
“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum, maka dijadikan para pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan para ulama mereka menangani hukum dengan adil, juga Allah jadikan harta benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan para pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak buruk. Dijadikan-Nya orang-orang bodoh yang menangani hukum dan pengadilan, dan harta benda dikuasai orang-orang yang kedekut.” (Riwayat Ad-Dailami)
Lebih ditakuti lagi ialah peringatan Nabi s.a.w dalam salah satu sabda baginda yang bermaksud:
“Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi apabila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk daripada bangkai.” (Riwayat At-Thabrani)
Kepimpinan yang baik ialah yang dapat menunaikan atau melaksanakan keperluan masyarakat. Jangan kita mencemuh orang-orang yang menunggu di depan pintu rumah kita untuk sesuatu keperluan. Waspadalah kita daripada sifat buruk ini. Jika seseorang telah datang kepada anda kerana suatu kepentingan, maka janganlah kita menyibuk diri dengan hal-hal lain seperti buat-buat sibuk dengan ibadah sunnah.
Dalam memilih pemimpin yang baik, al-Quran telah memberi petunjuk secara tersurat atau tersirat dalam pelbagai aspek kehidupan awal manusia, termasuk persoalan menjawab “Siapakah yang layak kita pilih”. Dalam hal ini, al-Quran membicara dua sifat utama yang harus dimiliki bagi seseorang yang dipertanggungjawab memikul sesuatu perkara yang berkaitan dengan hal-hal masyarakat.
Contoh yang jelas ialah pelantikan Nabi Yusuf sebagai Ketua Perbendaharaan Kerajaan Mesir oleh rajanya dan diabadikan pula di dalam al-Quran menerusi firman-Nya, yang bermaksud:
“Sesungguhnya engkau menurut penilaian Kami adalah seorang yang kuat lagi dipercayai.” (Yusuf: 54)
Kelalaian melaksanakan kewajipan ini bermakna pemimpin tersebut telah mengkhianati amanah Allah dan mensia-siakan rakyatnya.
Bencana yang paling mengerikan ialah bergelumangnya para pemimpin yang menyalahi syariat dan telinga-telinga mereka tertutup bagi setiap pemberi nasihat dan pemberi petunjuk.
Kita harus waspada dan jangan sampai termasuk ke dalam golongan yang disebut Allah dalam firman-Nya yang bermaksud:
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong.” (Al-Qasas: 41)
Lebih dahsyat lagi gambaran yang dikisahkan dalam sebuah riwayat hadis yang bermaksud:
“Daripada Usamah bin Zaid, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Pada hari Kiamat di datangkan seorang laki-laki, lalu dilemparkan ke dalam neraka, usus dari perutnya terburai, lalu dia berputar seperti keldai yang berputar di sekitar penggilingan. Para penghuni neraka mengerumuninya dan berkata, “wahai Fulan, mengapa kamu seperti ini? Bukankah kamu memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran? Dia berkata: ‘Ya, aku memerintahkan kebaikan, namun aku sendiri tidak melakukannya dan aku melarang kemungkaran namun aku juga melakukannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Justeru, dalam usaha kita membuat pilihan antara seorang pemimpin yang ‘baik dan wajar’ dengan pemimpin yang tidak baik, pertimbangan yang waras dan penuh tanggungjawab perlu diutamakan demi kepentingan agama, bangsa dan negara serta kelangsungan kehidupan generasi yang akan datang.

Saturday, October 1, 2011

penerbangan langsung Kuala Lumpur-Lombok.

Lombok Tengah, NTB, 1/10 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berharap Indonesia AirAsia segera mendarati Bandara Internasional Lombok yang berlokasi di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Mataram.

     "Salah satu direktur sudah menemui saya dan menyampaikan bahwa AirAsia akan menyinggahi BIL, mulai awal 2102, tetapi saya minta Oktober ini setelah bandara ini dioperasikan," kata Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M. Zainul Majdi, saat pengoperasian Bandara Internasional Lombok (BIL) di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Sabtu.
Zainul mengaku terus berupaya "merayu" manajemen Indonesia AirAsia agar segera mendarati BIL karena sudah lama didambakan berbagai kalangan.


     Pemprov NTB pun tengah membangun poros Lombok (Indonesia)-Kala Lumpur (Malaysia) demi kemajuan sektor pariwisata, tenaga kerja dan perdagangan di wilayah NTB.
     Dengan beroperasinya BIL dan minat manajemen Indonesia AirAsia untuk membuka rute ke Lombok, maka akan ada rute penerbangan langsung Kuala Lumpur-Lombok.
     Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR; Air Wagon International) merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia, yang juga merupakan rekanan maskapai AirAsia di Malaysia.
     Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT. AWAIR International yang memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada tahun 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura).
     Armada Indonesia AirAsia per 1 Januari 2007 memiliki 10 unit pesawat Boeing 737-300 (IATA:733 dan ICAO:B733).
     Sementara Bandara Internasional Lombok yang didukung areal seluas 551 hektare memiliki landasan pacu 2.750 meter x 40 meter persegi, sehingga mampu didarati pesawat Air Bus 330 dan beragam jenis Boeing 737 serta dapat menampung 10 unit pesawat.
     Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang luas arealnya hanya 28.881 meter persegi. Terminal penumpang BIL seluas 21 ribu meter persegi, atau empat kali lipat lebih luas terminal Bandara Selaparang Mataram yang hanya 4.796 meter persegi.
     Kapasitas tampung terminal penumpang BIL mencapai tiga juta setahun, dengan luas areal parkir 17.500 meter persegi. Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang hanya 7.334 meter persegi. (*)