Friday, October 7, 2011

bandara LOMBOK tidak semerawut lagi


infosketsa  7 Oktober 2011. Walaupun aksi demonstrasi di Bandara Internasional Lombok, terjadi beberapa kali dalam pekan ini, namun situasi di dalam
alt
BIL               Tidak Semraut Lagi , Nyaman .
BIL tetap
kondusif, bahkan berangsur-angsur mulai sepi dari warga yang datang menonton pesawat terbang. Kebanyakan warga yang datang adalah keluarga para TKI-TKW yang akan berangkat. Keadaan Bandara tak semrawut lagi seperti  hari-hari sebelumnya, ribuan warga sudah tak terlihat lagi. Bahkan para pedagang di emperan areal pintu kedatangan sudah tak terlihat lagi. Hanya saja ada beberapa pedagang asongan yang telihat masuk menelikung dari petugas.
Dari pantauan IS kesemrawutan suda tidak terlihat lagi, hanya ada beberapa pekerjaan yang belum tuntas, seperti pemasangan AC dan lainnya, akan tetapi itu hanya tinggal sedikit. “Selebihnya secara fisik BIL sudah cukup refresentatif untuk  sebuah bandara baru” kata seorang petugas Angkasa Pura. Keramian hanya terjadi dipagar bagian timur kawasan bandara, puluhan keluarga TKI-TKW yang ikut mengantar. Kondisi itu bukanlah hal baru, di bandara lama di Selaparang Mataram juga pemandangan itu terlihat  sama.  Hanya saja keluaga TKI-TKW merasa lebih nyaman di BIL.
Idah warga Mantang mengaku mengantarkan saudaranya yang akan berangkat ke Malaysia melalui BIL. Menurutnya biaya tansportasi menuju bandara dari Desa Mantang tempat tinggalnya jauh lebih murah ketimbang menuju bandara lama di Selaparang Mataram. “kalau dulu dari kampung saya ke bandara lama, ongkos mobil kami beramai-ramai Rp 250 ribu, sekarang hanya Rp 100 ribu” katanya Selain itu keluarga yang berada di desa dekat BIL juga bisa ikut mengantar, mereka merasakan keuntungan yang jauh lebih baik bandara berada di Tanak Awu ketimbang di Selaparang.
Dahri, keluarga TKI yang tengah mengantar mengaku lega bandara berada di Tanak Awu. Dia mangaku sekalian mengantar sekalian menonton. Baginya warga yang ingin melihat kemajuan tak ada salahnya, dan di berharap jangan dianggap kampungan. “rasa senang kan wajar diungkapkan dengan mendatangi suatu tempat melihat keberhasilan  pembangunan  yang ditunggu-tunggu. Bukan berarti warga lombok itu kampungan tetapi bersyukur” katanya.
Walupun pedagang telah ditertibkan dan dilarang berjualan di dalam bandara, sejumlah pedangan yang nakal, nekat tetap berjualan. Mereka bahkan mengaku tetap kucing-kucingan dengan petugas. Halimah contohnya, pedangan asongan dari Desa Ketare terlihat tetap berjualan di areal parkir kendaraan roda dua di dalam bandara. “saya tadi dikejar-kejar aparat, tetapi tetap nekat jualan. Saya masuk bawa jaulan saya pakai sepeda motor, ambil karcis parkir di Tollgate” katanya. Ditanya apakah dia tahu kalau hitungan parkir akan dihitung perjam di kawasan BIL, Halimah hanya tercengang dan berpikir berapa banyak dia akan membayar parkir jika keluar bandara nanti, apakah semua hasil jualannya untuk membayar parkir? Halimah hanya tercengang.
Munculnya laporan mengenai adanya pungutan liar dan pemalakan di areal bandara, menjadi hal yang mengkhawatirkan masyarakat pengguna transportasi udara itu. Banyak diantara mereka yang menginginkan informasi itu ditindak lanjuti aparat dengan tindakan nyata. “terus terang saya takut kalau ke Bandara malam hari, apa jaminan keselamatan itu bisa saya percaya. Kalau khawatir mendingan lewat laut saja” kata Ojik, warga Mataram.
Menjawab ketakutan warga tersebut, Kaporles Lombok Tengah, AKBP Budi Karyono mengatakan memang sempat ada laporan bahwa ada orang yang diduga di palak. Ada informasi-informasi tentang pemalakan tetapi belum ada yang datang melaporkan hal itu pada aparat kepolisian. “sebenarnya oknum itu meminta secara paksa uang jasa. Penumpang yang baru sampai karena bingung mencari kendaraan, naiklah di sebuah kendaraan plat hitam milik seseorang. Dari BIL ke Mataram dia ditarik Rp 500 ribu, itu kan tidak sesuai, apalagi dilakukan dengan pemaksaan-pemaksaan. Cuma belum ada laporannya yang masuk ke kita” kata Kapolres pada wartawan di BIL, Kamis (6/9).
Sementara jalur by pass BIL yang masih gelap jika malam hari, karena tak ada lampu, menurut Kapolres masih cukup aman, belum ada laporan adanya kejadian ditengah jalan orang dicegat atau dicelakai, setelah BIL beroperasi 1 Oktober lalu. Hal yang sama juga diungkapkan sopir taxi bandara, Dodik. Selama dia mengendarai taxi bandara dari BIL ke Mataram atau sebaliknya, belum ada kejadian yang menganggu keamanan dirinya maupun penumpang. “untuk sementara ini aman, kalaupun ada yang menghadang akan saya tabrak” katanya.
Sementara itu sekelompok wisatawan yang telah 5 hari berada di Lombok, menimati keindahan Gili air dan Gili Meno, mengaku terkesan dengan Lombok. Ditanya tentang bandara baru atau BIL, Wim Dirkx, Wisatawan asal Holand mengaku nyaman, tak ada masalah. Termasukd engan banyaknya warga kampung di BIL, dia menganggap itu hal biasa. ( Inanalif / infosketsa )

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...