Saturday, July 2, 2011

PENDUDUK MISKIN NTB MENCAPAI 894.770 ORANG

Mataram, 1/7 (ANTARA) - Badan Pusat Statisitik Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah penduduk miskin di daerah ini pada Maret 2011 mencapai 894.770 orang, mengalami penurunan sekitar 1,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
     "Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Maret 2011 mencapai 19,73 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 4,4 juta jiwa, berkurang jika dibandingkan dengan keadaan pada 2010 sebanyak 1.009.352 orang," kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) NTB, H. Soegarenda, di Mataram, Jumat.
     Pada 2011, kata dia, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mencapai 448.138 jiwa atau sebesar 23,67 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk miskin di wilayah pedesaan yang mencapai 446.632 jiwa atau 16,90 persen.
     Menurut Soegarenda, penurunan jumlah penduduk miskin disebabkan karena adanya pengaruh dari program pengentasan kemiskinan yang menjadi prioritas pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
     Beberapa program pemerintah diantaranya program keluarga harapan (PKH), bantuan operasional sekolah, penyaluran beras miskin (raskin), jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), pembangunan infrastruktur pedesaan, PNMP serta program pemerintah pusat lainnya.
     Program Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten/kota juga ikut membantu menekan angka kemiskinan di provinsi tersebut.
     Program pemerintah daerah (Pemda) di NTB yang menyentuh langsung kepada masyarakat miskin seperti program kesehatan gratis maupun pendidikan gratis bagi keluarga miskin serta program unggulan lainnya seperti peningkatan jumlah sapi, produksi jagung dan rumput laut (Pijar).
     "Peningkatan produksi pangan (padi, palawija dan hortikultura) pada 2009 dan 2010, kata Soegarenda, juga memberikan andil terhadap turunnya angka kemiskinan di NTB, karena masyarakatnya sebagian besar menggantungkan hidup di sektor pertanian," katanya.
     Sementara garis kemiskinan pada 2011, kata dia, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan garis kemiskinan pada 2010, yakni dari Rp196.185 pada Maret 2010 menjadi Rp215.576 2011, atau mengalami kenaikan sebesar 9,88 persen.
     Garis kemiskinan di wilayah perkotaan sebesar Rp244.960. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka garis kemiskinan di wilayah pedesaan sebesar Rp194.518.
     Persentase kenaikan garis kemiskinan daerah perkotaan mencapai 9,46 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan daerah pedesaan sebesar 10,34 persen.
     Soegarenda menambahkan, garis kemiskinan terdiri dari kemiskinan makan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makan (GKMB).
     GKM pada Maret 2011 sebesar Rp164.439. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan GKBM sebesar Rp51.137.
     "Perbedaan yang sama jika dibandingkan dengan tahun 2010, di mana untuk GKM mencapai Rp149.358, sedangkan untuk GKMB sebesar Rp46.827," katanya. (*)

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...