Lombok Barat, NTB, 12/7 (ANTARA) - Delegasi dari 20 negara di Asia dan Eropa tengah membahas peningkatan kerja sama budaya lintas negara, yang digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, 12-13 Juli.
Pembahasan kerja sama budaya itu merupakan bagian dari kesiapan penyelenggaran Asia Europe Meeting (ASEM) Culture Ministers Meeting (CMM) 2012 yang akan digelar di Yogyakarya.
ASEM-CMM diselenggarakan setiap dua tahun sekali guna meningkatkan kerja sama saling pengertian dan pertukaran budaya antarnegara Asia dan Eropa.
Pertemuan ASEM-CMM pertama dilaksanakan di Beijing (2003), kedua di Paris (2005), ketiga di Kuala Lumpur (2008), keempat di Poznan (9-10 September 2010) dan pertemuan kelima akan digelar di Yogyakarta.
Pertemuan pendahuluan ASEM-CMM yang digelar di Senggigi itu, diikuti delegasi dari 14 negara Asia dan enam negara Eropa.
Negara-negara Asia itu yakni antara lain Indonesia, Kamboja, China, India, Jepang, Korea Selatan, Laos, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Philipina dan Singapura.
Sementara enam negara Eropa yakni Belanda, Jerman, Rusia, Polandia, Denmark dan Belgia.
Delegasi dari Uni Europa dan Asia Europe Foundation (ASEF) juga mengambil bagian dalam pertemuan pengantar ASEM-CMM 2012 itu.
Dirjen Kerja Sama Amerika & Eropa Kementerian Luar Negeri Retno L. P. Marsudi, di sela-sela pertemuan pendahuluan ASEM-CMM, di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (12/7) itu, mengatakan, kegiatan tersebut lebih mengarah kepada forum dialog yang menekankan perspektif berbagai informasi dan pengalaman kebudayaan.
"Ada 'sharing' informasi dan pengalaman serta aspek 'capacity building' yang mengarah kepada peluang-peluang kerja sama budaya. Lebih konkritnya nanti akan dibahas dalam pertemuan bileral," ujar mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Norwegia itu.
Ia menyontohkan bentuk kerja sama yang dapat dijalin dan dibawa dalam pertemuan ASEM-CMM yakni kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam melestarikan peninggalan sejarah kebudayaan Istana Dalam Loka, di Pulau Sumbawa.
Kerja sama kebudayaan seperti itu sudah dijalin dengan Pemerintah Portugal, di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Retno mengatakan, pertemuan ASEM-CMM 2012 mendatang diharapkan dapat menghasilkan kerja sama konkrit bagi pelestarian kota-kota bersejarah di Asia dan Eropa, yang dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat di kedua benua.
Sementara Lombok dipilih sebagai tempat pelaksanaan pertemuan pengantar atau Preparatory Senior Official Meeting (Prep SOM) itu, karena Lombok merupakan salah satu daerah yang banyak sarat warisan kebudayaan. Selain itu, Indonesia juga ingin mempromosikan NTB dengan Visit LOmbok Sumbawa (VLS) 2012.
Menurut dia, keanggotaan Indonesia di ASEM memberikan manfaat yang sangat besar, karena Indonesia dapat melakukan diplomasi kebudayaan dengan negara-negara mitra ASEM dan dapat memperjuangkan kepentingan pemerintah di bidang itu.
"ASEM juga dapat menjadi forum bagi pertukaran informasi yang dapat memfasilitasi kerja sama Indonesia dengan negara Asia dan Eropa dan melalui kerja sama itu akan terbuka peluang untuk pengembangan kerja sama teknis baik dalam bentuk bilateral maupun multilateral," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Hari Untoro Drajat, mengatakan, peningkatan kerja sama kebudayaan itu harus tetap mengacu kepada Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dalam mengimplementasikan regulasi itu, pemerintah pusat akan terus beri dukungan untuk pengembangan kebudayaan di berbagai daerah.
"Pada intinya, mengarah kepada peningkatan kelestarian budaya, sehingga bentuk-bentuk kerjasamanya terus dibahas bersama-sama negara Asia lainnya dan juga Eropa," ujarnya. (Devi/*)
Pembahasan kerja sama budaya itu merupakan bagian dari kesiapan penyelenggaran Asia Europe Meeting (ASEM) Culture Ministers Meeting (CMM) 2012 yang akan digelar di Yogyakarya.
ASEM-CMM diselenggarakan setiap dua tahun sekali guna meningkatkan kerja sama saling pengertian dan pertukaran budaya antarnegara Asia dan Eropa.
Pertemuan ASEM-CMM pertama dilaksanakan di Beijing (2003), kedua di Paris (2005), ketiga di Kuala Lumpur (2008), keempat di Poznan (9-10 September 2010) dan pertemuan kelima akan digelar di Yogyakarta.
Pertemuan pendahuluan ASEM-CMM yang digelar di Senggigi itu, diikuti delegasi dari 14 negara Asia dan enam negara Eropa.
Negara-negara Asia itu yakni antara lain Indonesia, Kamboja, China, India, Jepang, Korea Selatan, Laos, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Philipina dan Singapura.
Sementara enam negara Eropa yakni Belanda, Jerman, Rusia, Polandia, Denmark dan Belgia.
Delegasi dari Uni Europa dan Asia Europe Foundation (ASEF) juga mengambil bagian dalam pertemuan pengantar ASEM-CMM 2012 itu.
Dirjen Kerja Sama Amerika & Eropa Kementerian Luar Negeri Retno L. P. Marsudi, di sela-sela pertemuan pendahuluan ASEM-CMM, di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (12/7) itu, mengatakan, kegiatan tersebut lebih mengarah kepada forum dialog yang menekankan perspektif berbagai informasi dan pengalaman kebudayaan.
"Ada 'sharing' informasi dan pengalaman serta aspek 'capacity building' yang mengarah kepada peluang-peluang kerja sama budaya. Lebih konkritnya nanti akan dibahas dalam pertemuan bileral," ujar mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Norwegia itu.
Ia menyontohkan bentuk kerja sama yang dapat dijalin dan dibawa dalam pertemuan ASEM-CMM yakni kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam melestarikan peninggalan sejarah kebudayaan Istana Dalam Loka, di Pulau Sumbawa.
Kerja sama kebudayaan seperti itu sudah dijalin dengan Pemerintah Portugal, di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Retno mengatakan, pertemuan ASEM-CMM 2012 mendatang diharapkan dapat menghasilkan kerja sama konkrit bagi pelestarian kota-kota bersejarah di Asia dan Eropa, yang dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat di kedua benua.
Sementara Lombok dipilih sebagai tempat pelaksanaan pertemuan pengantar atau Preparatory Senior Official Meeting (Prep SOM) itu, karena Lombok merupakan salah satu daerah yang banyak sarat warisan kebudayaan. Selain itu, Indonesia juga ingin mempromosikan NTB dengan Visit LOmbok Sumbawa (VLS) 2012.
Menurut dia, keanggotaan Indonesia di ASEM memberikan manfaat yang sangat besar, karena Indonesia dapat melakukan diplomasi kebudayaan dengan negara-negara mitra ASEM dan dapat memperjuangkan kepentingan pemerintah di bidang itu.
"ASEM juga dapat menjadi forum bagi pertukaran informasi yang dapat memfasilitasi kerja sama Indonesia dengan negara Asia dan Eropa dan melalui kerja sama itu akan terbuka peluang untuk pengembangan kerja sama teknis baik dalam bentuk bilateral maupun multilateral," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Hari Untoro Drajat, mengatakan, peningkatan kerja sama kebudayaan itu harus tetap mengacu kepada Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dalam mengimplementasikan regulasi itu, pemerintah pusat akan terus beri dukungan untuk pengembangan kebudayaan di berbagai daerah.
"Pada intinya, mengarah kepada peningkatan kelestarian budaya, sehingga bentuk-bentuk kerjasamanya terus dibahas bersama-sama negara Asia lainnya dan juga Eropa," ujarnya. (Devi/*)
0 ulasan :
Post a Comment
terima kasih karena berkunjung di halaman kami...