Mataram (Global FM Lombok) –
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA, menilai, Festival Maulid Nusantara (FMN) ke 6 dan Festival Qasidah Nasional (FQN) ke 16 dapat dijadikan sebagai ajang pertempuran dengan budaya asing. Sebab, ditengah derasnya arus globalisasi, nilai-nilai budaya yang diambil dari asing, telah mulai dianggap sebagai budaya Indonesia. Padahal, budaya asing itu bertentangan dengan budaya ketimuran yang dimiliki Indonesia. Terlebih, budaya ketimuran yang ada pada Indonesia jauh lebih bagus dan mulia, daripada budaya asing. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam FMN dan FQN penuh dengan nilai-nilai positif, karena diambil dari ajaran agama.
Demikian diungkapkan, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan FMN ke 6 dan FQN ke 16 di Lapangan Umum, Mataram, Minggu (15/4). Majdi menerangkan, budaya FMN dan FQN yang akan ditampilkan masing-masing provinsi se-Indonesia, merupakan sebuah kreatifitas positif yang mengandung nilai-nilai religious. Hal itu sebagai wujud kecintaan dan ketaan terhadap ajaran Nabi Muhammad untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya yang didasari ajaran agama tegas Majdi, wajib untuk ditingkatkan dan dipelihara keberadaannya.
Selain sebagai ajang pertukaran budaya antar provinsi lanjut Majdi, FMN dan FQN ini akan dapat memajukan pariwisata Indonesia, khususnya NTB. Terlebih, NTB memiliki program Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012. Program yang dilaunching Presiden RI tersebut mengandung makna bahwa NTB daerah yang nyaman untuk dikunjungi. NTB juga menjadi daerah yang pantas untuk dipilih untuk kegiatan apapun, seperti berlibur, rapat dan lainnya. Sebab, NTB telah menjadi salah satu daerah Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) nasional. NTB juga dinilai kaya dengan potensi wisata yang bisa dikunjungi dari gunung hingga dasar laut.
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA, menilai, Festival Maulid Nusantara (FMN) ke 6 dan Festival Qasidah Nasional (FQN) ke 16 dapat dijadikan sebagai ajang pertempuran dengan budaya asing. Sebab, ditengah derasnya arus globalisasi, nilai-nilai budaya yang diambil dari asing, telah mulai dianggap sebagai budaya Indonesia. Padahal, budaya asing itu bertentangan dengan budaya ketimuran yang dimiliki Indonesia. Terlebih, budaya ketimuran yang ada pada Indonesia jauh lebih bagus dan mulia, daripada budaya asing. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam FMN dan FQN penuh dengan nilai-nilai positif, karena diambil dari ajaran agama.
Demikian diungkapkan, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan FMN ke 6 dan FQN ke 16 di Lapangan Umum, Mataram, Minggu (15/4). Majdi menerangkan, budaya FMN dan FQN yang akan ditampilkan masing-masing provinsi se-Indonesia, merupakan sebuah kreatifitas positif yang mengandung nilai-nilai religious. Hal itu sebagai wujud kecintaan dan ketaan terhadap ajaran Nabi Muhammad untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya yang didasari ajaran agama tegas Majdi, wajib untuk ditingkatkan dan dipelihara keberadaannya.
Selain sebagai ajang pertukaran budaya antar provinsi lanjut Majdi, FMN dan FQN ini akan dapat memajukan pariwisata Indonesia, khususnya NTB. Terlebih, NTB memiliki program Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012. Program yang dilaunching Presiden RI tersebut mengandung makna bahwa NTB daerah yang nyaman untuk dikunjungi. NTB juga menjadi daerah yang pantas untuk dipilih untuk kegiatan apapun, seperti berlibur, rapat dan lainnya. Sebab, NTB telah menjadi salah satu daerah Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) nasional. NTB juga dinilai kaya dengan potensi wisata yang bisa dikunjungi dari gunung hingga dasar laut.
0 ulasan :
Post a Comment
terima kasih karena berkunjung di halaman kami...