Thursday, November 25, 2010

disangkakan intan, namun kaca yg didapatkan.

Atas nama cinta, seorang perempuan Malaysia nekat pergi ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Hanya bermodal paspor, visa dan sedikit uang.

Harlizan yang datang dari Kuala Trenggano, Malaysia bahkan sudah 1,3 tahun tinggal di daerah itu, atas permintaan sang kekasih.

Namun, bukan kisah cinta yang diraihnya. Ia malah ditelantarkan pacarnya yang berprofesi sebagai tenaga kerja Indoensia (TKI) di Malaysia, Asitah.

Harlizan yang ditemui di Panti Bude Rini di Selagalas Kota Mataram mengaku betah berada di Lombok NTB. Ia tak mau pulang ke Malaysia dengan alasan malu pada keluarga besarnya.

"Saya tinggal di dusun yang jauh dari Kota, kalau di Malaysia saya tidak pernah ketemu kayu bakar tapi di sini saya masak pakai kayu bakar," kata Harlizan kepada wartawan di Mataram Selasa 23 November 2010.

Diceritakan dia, pada bulan-bulan pertama berada di Lombok, Harlizan masih berkomunikasi dengan Asitah melalui telephon seluler. Namun setelah empat bulan kemudian hubungannya terputus hingga saat ini.

Sikap kekasih tak juga melunak meski Harlizan hamil dan melahirkan seorang anak lelaki.

"Saya melahirkan anak di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB dengan membayar Rp200 ribu. Saya terpaksa menjual seluruh perhiasan saya untuk membiayai anak saya," kata dia.

Beruntung pihak keluarga Asitah yang tergolong berperekonomian rendah mau menampungnya. Namun, kondisi perekonomian keluarga yang serba kurang membuat Harlizan tertekan.

Ia lalu mendatangi Kantor Kepolisian Sektor Suranadi untuk berkonsultasi. Ia resah apalagi izin tinggalnya di Indonesia sudah habis.

Dari Polsek Suranadi, kasusnya ditindak lanjuti oleh Polres Lombok Barat yang kemudian melaporkannya ke Kantor Imigrasi di Mataram.

Keberadaan warga Malaysia tersebut langsung dilaporkan ke pihak Kedutaan Malaysia. Belakangan diketahui pihak Malaysia menerima Harlizan dengan syarat tidak membawa serta anaknya. Kini ia ditampung di penampungan 'Bude Rini'.

Sementara itu Kepala Panti Bude Rini, Baiq Sumarni yang ditemui
VIVAnews membenarkan jika warga Malaysia itu ditampung di Panti tersebut. Menurutnya secara fisik kondisi kesehatan Harlizan cukup baik.

Namun secara kejiwaan dia mengalami depresi berat. Bahkan sudah dua kali pihak panti membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Mataram yang letaknya tidak jauh dari Panti.

Sumarni berharap kasus Harlizan segera tuntas mengingat banyak lagi kasus lainnya yang masih ditangani pihak panti Bu de Rini seperti kasus kekerasan terhadap perempuan

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...