Mataram -Setiap tahun jumlah tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat yang diberangkatkan ke Malaysia mencapai 50 ribu orang. Saat ini, jumlah keseluruhannya mencapai 350 ribu orang. Mereka bekerja sebagai pekerja ladang kelapa sawit dan konstruksi. Terbanyak bekerja di ladang sawit milik dua perusahaan milik pemerintah Malaysia Sime Darby dan Felda Plantation.
Sekretaris Layanan Terpadu Satu Pintu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat Zaenal menjelaskan kepada wartawan, Kamis 4 Oktober 2012. "Kebutuhan tinggi tetapi rata-rata setiap bulan separuhnya yang terpenuhi," katanya. Selama September-Oktober 2012 ini, kebutuhannya 600 orang namun yang bisa dikirimkan hanya 300an orang.
Tetapi, TKI yang dilaporkan meninggal terhitung cukup banyak antara 10-40 orang. Setiap bulan selalu saja ada yang mengalami kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, karena menderita sakit bawaan sejak dari kampungnya. "Yang harus diselidiki yang dilaporkan mati kena tembak diduga melakukan perampokan," ujar staf Asosiasi Perusahaan Jasa TKI NTB M Sarki.
Dikatakannya, jika mereka betul-betul bekerja, tidak akan mengalami kesulitan nafkah untuk kehidupan sehari-harinya. "Apakah keberadaan mereka di sana untuk bekerja atau tidak," ucap Sarki yang juga staf PT Darma Ayu Lestari perusahaan penempatan TKI dan PT Paladino Internasional di Mataram yang menangani masalah asuransi TKI. Sebab, jika benar-benar bekerja tidak akan mengalami kelaparan.
Sampai Agustus 2012 lalu, selama delapan bulan remitansi (kiriman uang) tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sudah mencapai Rp 809,844 miliar. Kiriman dilakukan melalui bank sebesar Rp 327,989 miliar dan yang melalui kantor Pos jumlahnya lebih besar yaitu Rp 481,854 miliar. Jumlah kiriman uang para TKI ini dinilai sangat berarti dibanding pendapatannya sebagai petani di daerahnya.
Jumlah remitansi sampai dengan Agustus tersebut sudah mencapai 57 ,43 persen dibanding jumlah remitansi yang dikirimkan setahun sebelumnya, 2011 sebanyak Rp 1,409 triliun. Jumlah yang sama diperkirakan masih bisa diperoleh mengingat negara tempat bekerja TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan di Amerika Serikat dan Eropa yang mengalami krisis ekonomi. "TKI asal NTB kebanyakan buruh. Bisa disebut tidak ada yang bekerja di sektor modern," kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Soegarenda kepada Tempo, Selasa 2 Oktober 2012.
Sekretaris Layanan Terpadu Satu Pintu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat Zaenal menjelaskan kepada wartawan, Kamis 4 Oktober 2012. "Kebutuhan tinggi tetapi rata-rata setiap bulan separuhnya yang terpenuhi," katanya. Selama September-Oktober 2012 ini, kebutuhannya 600 orang namun yang bisa dikirimkan hanya 300an orang.
Tetapi, TKI yang dilaporkan meninggal terhitung cukup banyak antara 10-40 orang. Setiap bulan selalu saja ada yang mengalami kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, karena menderita sakit bawaan sejak dari kampungnya. "Yang harus diselidiki yang dilaporkan mati kena tembak diduga melakukan perampokan," ujar staf Asosiasi Perusahaan Jasa TKI NTB M Sarki.
Dikatakannya, jika mereka betul-betul bekerja, tidak akan mengalami kesulitan nafkah untuk kehidupan sehari-harinya. "Apakah keberadaan mereka di sana untuk bekerja atau tidak," ucap Sarki yang juga staf PT Darma Ayu Lestari perusahaan penempatan TKI dan PT Paladino Internasional di Mataram yang menangani masalah asuransi TKI. Sebab, jika benar-benar bekerja tidak akan mengalami kelaparan.
Sampai Agustus 2012 lalu, selama delapan bulan remitansi (kiriman uang) tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sudah mencapai Rp 809,844 miliar. Kiriman dilakukan melalui bank sebesar Rp 327,989 miliar dan yang melalui kantor Pos jumlahnya lebih besar yaitu Rp 481,854 miliar. Jumlah kiriman uang para TKI ini dinilai sangat berarti dibanding pendapatannya sebagai petani di daerahnya.
Jumlah remitansi sampai dengan Agustus tersebut sudah mencapai 57 ,43 persen dibanding jumlah remitansi yang dikirimkan setahun sebelumnya, 2011 sebanyak Rp 1,409 triliun. Jumlah yang sama diperkirakan masih bisa diperoleh mengingat negara tempat bekerja TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan di Amerika Serikat dan Eropa yang mengalami krisis ekonomi. "TKI asal NTB kebanyakan buruh. Bisa disebut tidak ada yang bekerja di sektor modern," kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Soegarenda kepada Tempo, Selasa 2 Oktober 2012.
0 ulasan :
Post a Comment
terima kasih karena berkunjung di halaman kami...